Postingan

Menampilkan postingan dengan label Keris

Bagian ricikan atau perlengkapan keris

Bagian ricikan atau perlengkapan keris. Ricikan itu akan ditemukan pada bilahan-bilahan tertentu, dengan jumlah ricikan tertentu dan berdasarkan motif keris tertentu juga. Yang perlu diketahui bahwa banyaknya ricikan (perlengkapan) pada bilahan keris semuanya berjumlah 21 jenis, yaitu : Bungkul atau Bawang Sabungkul (sepotong bawang) Gandhik, atau batu penggilas jamu. Pijetan atau Blumbungan, bentuknya menyerupai empang. Tikel Alis, di atas blumbangan terdapat tonjolan memanjang seperti alis. Kembang kacang atau belalai gajah, karena bentuknya menyerupai belalai gajah. Jalen, terletak di belakang Kembang Kacang. Di bawah kembang kacang terdapat bentuk seperti bibir gajah, bisa satu dan bisa juga dua, namanya lambe gajah. Di bawah lambe gajah ada bentuk kecil dinamakan Jalu Memet. Sogokan, terletak di tengah pangkal bilahan mencuat ke atas. Di tengah Sogokan terdapat bentuk yang menyerupai lidi, dinamakan Ada-ada atau Adongodo. Bagian atas lagi bagian depan dan belakang ada satu tonjola

Keris pembawa petaka Empu Gandring

Pernah diriwayatkan ada sebuah keris yang membawa bencana, keris yang haus darah. Keris tersebut adalah milik Ken Arok. Konon Ken Arok adalah keturunan Batara Brahma terlahir dari seorang ibu yang bernama Ken Endok dari desa Pangkur. Dengan sebilah keris pusaka ciptaan Empu Gandring yang berhawa panas, tetapi dapat membelah bumi, melebur gunung, mengangkat derajat Ken Arok ke jenjang mahligai kencana Keraton Singasari sebagai Raja Amurwa Bumi. Ken Arok berhati membara bak tungku besalen yang mampu melebur besi dan baja. Tidak sabar lagi ketika keris pesanannya belum juga selesai dibuat oleh empu Gandring. Bilahan keris yang wujudnya masih kasar, tinggal menunggu beberapa kali penanganan akhir Sang Empu itu direbut oleh Ken Arok dari tangan Empu Gandring. Dengan sangat murka diletakkannya keris itu di atas paron besi. Ternyata paron besi tersebut pun terbelah menjadi dua. Ken Arok terbelalak sesaat lamanya. Empu Gandring memperingatkan bahwa bilahan keris itu masih berhawa jahat yang ha

Gonjo Keris dan 9 jenisnya

Gambar
Pada proses pembuatan keris, sang Empu memotong sebagian bahan keris yang telah ditempa sempurna lengkap dengan pamornya. Potongan tersebut dimaksudkan untuk bahan membuat Gonjo. Adapun gonjo ada beberapa jenis gonjo iras, artinya gonjo yang dibuat tidak terpisah dengan bilahannya. Kemudian gonjo susulan, adalah gonjo yang terpisah dan bahannya sama dengan bahan keris tersebut. Tetapi kemudian dikenal pula gonjo wulung, artinya gonjo yang tidak ada pamornya, kalau diwarangi hanya hitam saja. Hal semacam itu dapat terjadi, karena gonjo keris tersebut hilang. Kemudian dibuatkan gonjo baru. Atau mungkin keris itu sengaja dirubah gonjonya dengan harapan untuk menghilangkan ciri khas keris miliknya itu. Karena gonjo merupakan gambaran bilahan kerisnya. Kalau sebilah keris gonjonya mas kumambang dengan ekor cicaknya yang runcing, maka bilahan keris itu pastilah berpamor yang sama dengan gonjonya dan bentuknya lekuk (luk). Sebaliknya kalau gonjonya berekor tumpul, maka bentuk kerisnya lurus.

Pesi Keris atau tangkai keris

Gambar
Untuk mengenal keris dari dekat, maka perlulah menelitinya dengan seksama. Bilahan keris dicabut dari sarungnya, kemudian dilepaskan pula mendak dan selutnya sehingga belahan keris menjadi telanjang bulat. Dalam keadaan telanjang bulat, kita leluasa dalam mengamati bagian-bagian keris tersebut. Kita akan meneliti dari bagian bawah, ialah bagian yang semula tertanam di dalam tangkai keris atau ukiran. Pesi keris Berbentuk bulat dengan garis tengah 5 mili atau setengah sentimeter tepat di pangkal keris dan meruncing bagaikan rebung bambu sepanjang 7 cm. Bagian itu bernama Pesi , dibuat dari bahan yang sama dengan bilahan keris. Pesi juga terlihat berpamor, karena dibentuknya dari bagian bilahan itu juga. Hanya pesi tidak mempunyai ricikan (perlengkapan) apa-apa. Kegunaan pesi untuk tempat ukiran (tangkai) keris.

Keris sebagai monumental

Gambar
Keris sebagai monumental . Berbagai bentuk keris telah diciptakan oleh para Mpu, baik itu berbentuk lurus maupun lekuk (luk). Bermacam-macam pula namanya. Ada yang bernama Pasopati, Paniwen, Tilam Upih, Tilam Sari, Jalak, Damar Murup, Jangkung, Pandawa, Sempana, Carangsoka, Sabuk Inten, Sengkelat, dan masih banyak lagi, yang itu semua merupakan kekayaan budaya Indonesia. Menentukan jenis atau motif sebilah keris haruslah meneliti bentuk bilahan keris, serta ciri khas yang terdapat pada bilahan keris itu. Ciri khas yang utama adalah bentuk, lurus, atau lekuk (luk), kemudian teliti pada bagian bawah yang disebut sorsoran. Karena pada bagian sorsoran inilah terdapat perlengkapan (ricikan) yang sangat berarti untuk menentukan nama keris itu sendiri. Banyak keris yang serupa tetapi tak sama, hanya karena berbeda ricikannya. Sedemikian lembut dan teliti nenek moyang kita dahulu menanamkan suatu makna dalam cipta karyanya. Sehingga budidayanya itu bermakna sosial spiritual yang adi luhung. Pa