Postingan

Menampilkan postingan dengan label Islam

Menangkap Rezeki dengan Doa Sholat Dhuha, Tapi Tetap Harus Dicari

Gambar
Tulipedia.org - Sholat adalah salah satu bentuk ibadah umat Islam. Selain sholat wajib, ada juga sholat sunnah, contohnya dhuha. Lalu, seperti apa doa sholat dhuha? Rezeki Harus Dicari Seperti yang kita tahu, rezeki itu tidak turun begitu saja dari langit, tapi harus dicari. Bagaimana cara mencarinya? Iya dengan bekerja keras. Namun rezeki tak cukup dengan bekerja, tapi juga harus didukung dengan doa. Semua urusan akan lancar jika dibarengi dengan doa dan atas kuasa-Nya. Oleh karena itu, giat bekerja itu bagus, tapi jangan sampai lupa dengan kewajiban kita untuk beribadah. Bagi umat muslim, sholat 5 waktu adalah ibadah yang wajib. Maksudnya wajib adalah jika dikerjakan mendapat pahala dan jika tidak akan mendapat dosa. Sekali saja meninggalkan sholat, dosanya amat besar. Dan memang benar, jika sholat 5 waktu dapat membuka jalan rezeki. Namun jika ingin mendapatkan rezeki yang lebih, ibadahnya juga harus lebih. Contohnya dengan menjalankan sholat sunnah. Sholat sunnah itu beragam, salah

Hubungan manusia dengan makhluk lainnya

Yang dimaksud Hubungan manusia dengan makhluk lainnya adalah hubungannya dengan makhluk halus seperti malaikat dan jin. Malaikat, jin dan manusia adalah makhluk Allah, mereka mempunyai kewajiban untuk mengabdi kepada-Nya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkanNya untuk masing-masing makhluk tersebut. Sesudah Allah menciptakan Adam (manusia), Allah memerintahkan agar malaikat dan jin sujud kepada Adam. Dengan demikian manusia pada dasarnya lebih tinggi kedudukannya daripada malaikat dan jin. Malaikat sujud kepada Adam, tetapi iblis menurut sebagian ulama adalah masuk golongan jin, tidak mau mematuhi perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Mengapa? Karena mereka iri hati terhadap kedudukan tinggi yang diberikan kepada manusia itu. Kemudian iblis bertekad untuk menjatuhkan kedudukan manusia dengan jalan menggodanya. Sifat menggoda ini menurut sebagian ulama dinamakan syaitan (setan) Sifat syaitaniyah ini bisa dimiliki oleh jin dan manusia itu sendiri. Manusia wajib beriman akan adan

Hubungan manusia dengan manusia

Setelah sebelumnya telah kita bahas mengenai Hubungan manusia dengan Allah, sekarang mari kita ulas Hubungan manusia dengan manusia sendiri. Syariat Islam terdiri dari dua bagian, yaitu ibadah dan muamalah yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah Nabi. Baik di dalam Al Quran ataupun Sunnah banyak terdapat ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan ibadah ataupun muamalah. Ayat-ayat hukum yang mengenai ibadah ialah ayat-ayat yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, inilah yang disebut ibadah atau pengabdian. Sedangkan ayat-ayat yang mengatur hubungan manusia dengan manusia atau masyarakat inilah yang disebut dengan kemasyarakatan, atau hubungan manusia dengan alamnya. Begitu pula halnya dengan sunnah Nabi, ada hadis-hadis yang menerangkan tentang masalah-masalah ibadah dan ada pula yang menerangkan tentang masalah-masalah kemasyarakatan. Sehubungan dengan muamalah, Islam juga mempunyai konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan, kriminalitas, kenegaraan, perekonomian dan

Hubungan manusia dengan Allah

Hubungan manusia dengan Allah - Hubungan ini dapat dikatakan sebagai hubungan antara makhluk dengan khaliqnya, atau hubungan antara yang diciptakan dengan penciptanya. Bentuk hubungan tersebut dapat dilihat dari firman Allah yang berbunyi: Arti dari az-Zariat ayat 56, adalah sebagai berikut: "dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku". Dari ayat tersebut di atas dapatlah dipastikan, bahwa manusia diciptakan hanya untuk berbakti kepada Allah. Untuk memberi petunjuk kepada manusia mengenai cara-cara mengabdi yang diingatkan oleh Allah maka Ia mengutus para Nabi yang menjelaskan tentang masalah-masalah pengabdian ini. Dalam agama Islam, penjelasan ini tertuang dalam kumpulan firman Allah, yang disebut dalam Al Quran. Disamping itu, ada pula penjelasan-penjelasan yang lebih terperinci yang diberikan oleh Nabi Muhammad mengenai tata cara pengabdian ini, misalnya tata cara shalat dan lain-lain. Penjelasan yang diberikan oleh Nabi disebut Sunnah atau

Islam agama tauhid

Islam agama tauhid - Agama meyakinkan adanya Tuhan dengan berbagai alasan yang jelas dan tepat, yang tak dapat dibantah dan disanggah. Asal makna tauhid ialah berkeyakinan bahwa Allah itu Esa, tak ada sekutu bagi-Nya. Ke Esaan Allah yang dikehendaki Islam ialah: Allah itu Esa dalam segala hal. Esa pada Zat-Nya, sifat-Nya, dan Esa pada perbuatan-Nya, dengan pengertian tiada akhir. Sebenarnya seluruh manusia mengakui adanya Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Walaupun demikian sebagian mereka mendasarkan pengakuannya pada penglihatan yang lahir dan dan sebagian mereka mendasarkan pengetahuan akalnya saja. Karena itu, terjadi perselisihan dan perbedaan pendapat dalam cara melaksanakan pengakuan tersebut. Dan terjadi perbedaan dalam menetapkan Tuhan yang diimankan itu. Sebagian mereka ber-Tuhan-kan matahari, sebagian lagi ber-Tuhan-kan Api dan sebagainya. Allah mengutus Nabi Muhammad, SAW membawa Islam, menyampaikan wahyu Allah yaitu Al Quran untuk menjadi petunjuk bagi manusia dalam be

Dinul Islam, Islam agama wahyu (samawi)

Islam agama wahyu (samawi) - Di antara agama-agam besar di dunia, Islam memiliki keistimewaan baik dari segi isi ajarannya maupun dari segi makna namanya itu sendiri Dari segi makna nama, Islam dapat berarti sebagai berikut: 1. Kesejahteraan dan keselamatan: dari asal kata aslama - Yuslimu -Islaman. Di dalam Al Quran, Surat Al Maidah ayat 16 dinyatakan sebagai berikut: Artinya: Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Surat Al Maidah, ayat 16) 2. tangga, jenjang ke atas dari asal kata sullamun. 3. penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, dari asal kata salimayaslamu, sebagai mana firman Allah, dalam surat al-An'am 71: Artinya: Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada k