Postingan

Menampilkan postingan dengan label Bonsai

Tips perawatan bonsai yang baik

Tips perawatan bonsai yang baik - Perawatan bonsai sebetulnya tidak terlalu sulit. Yang utama, bonsai harus mendapat sinar matahari penuh, yang sangat penting untuk proses fotosintetis. Bonsai bukan tanaman yang suka dikurung di dalam ruangan. Setiap hari, pagi dan sore, mesti disiram, lebih-lebih pada waktu tidak ada hujan. Pohon kerdil ini sebaiknya ditaruh di tempat yang sirkulasi udaranya lancar dan tidak pengap. Pemberian pupuk, tentu saja tidak boleh lupa, meski tidak perlu terlalu sering. Sebulan sekali sudah cukup, bisa berupa pupuk cair atau tablet. Jika menggunakan pupuk tablet bisa diberikan 2-3 bulan sekali. Penggunaan pupuk organik, berupa kompos atau humus akan lebih baik dibandingkan dengan pupuk buatan pabrik (pupuk anorganik). Pupuk organik bisa memperbaiki struktur tanah. Sekali waktu, terutama kalau terkena penyakit (jamur) atau kutu, bonsai juga perlu disemprot dengan fungisida atau insektisida. Pemangkasan dilakukan di mana perlu saja. Untuk tempat tumbuhnya bonsa

Bonsai mini hingga raksasa

Bonsai mini hingga raksasa - Berdasarkan ukurannya, bonsai ada bermacam-macam. Bonsai mini yang ukurannya kurang dari 10 cm, kira-kira 5 cm, disebut bonsai. Yang ukurannya sampai sekitar 15 cm termasuk bonsai kecil. Jika ukurannya sekitar 15-30 cm disebut bonsai sedang. Bonsai besar berukuran sekitar 30-75 cm. Yang lebih besar dari itu kira-kira 75 cm - 1,5 cm tergolong bonsai raksasa. Dari beberapa ukuran itu bonsai kecil dan medium termasuk yang paling populer. Karena bonsai ukuran medium tidak terlalu besar dan mudah diangkat-angkat. Sosoknya sudah dibentuk hingga menyerupai pohon tua, dengan lekuk-lekuk yang agak panjang. Mame bonsai dan bonsai kecil, umumnya bisa dibuat lebih cepat dibandingkan dengan bonsai besar. Pada pembentukan bonsai besar, untuk mencapai keseimbangan antara batang dan daun biasanya membutuhkan waktu lebih lama. Mame bonsai atau bonsai kecil dengan sendirinya dibuat dari tanaman kecil yang bukan perdu. Meski begitu, pohon raksasa pun bisa saja dibuat mame bo

Indonesia kaya tanaman bonsai

Indonesia tergolong negara yang kaya akan tanaman untuk bahan bonsai. Dahulu, sekitar tahun 1967 - 1970, orang hanya membuat bonsai dari pohon jenis Ficus, karena jenis ini termasuk gampang dibentuk dan mudah merawatnya. Dengan berkembanganya dan makin majunya ilmu pengetahuan, sekitar tahun 1980-an jenis-jenis tanaman baru mulai diperkenalkan. Di antaranya, ulmus (Ulmus lanceofolia), kawista batu (Feronia lucida), pilang (Acacia leucophloea), jeruk kingkit (Triphasia trifolia), cemara duri (Juniperus rigida), cemara pua-pua (Cupressus papuanus), cemara udang (Casuarina equisetifolia), siantho atau dewo ndaru (Eugenia uniflora), serut (Streblus asper), asam (Tamarindus indica), landepan (Pletronia horrida) dan masih banyak lagi. Perkembangan perbonsaian di Indonesia dengan sendirinya tidak lepas dari pengaruh organisasi perbonsaian (PPBI) yang didirikan pada tahun 1979. Dengan masuknya Ismani Saleh, S.H. sebagai pelindung PPBI pusat, juga membawa angin segar perbonsaian di Indonesia. A

Bonsai lambang keharmonisan semesta

Bonsai lambang keharmonisan semesta - Bonsai pada hakikatnya bukan sekadar miniatur dari sebuah pohon besar yang berumur tua. Tanaman ini merupakan jagat cilik, atau gambaran alam yang disempurnakan. Alam memiliki unsur semesta langit (Tuhan), bumi tempat berpijak, dan manusia. Ketiga unsur tersebut tercermin pada sosok bonsai dalam bentuk segitiga asimetris, yaitu titik tertinggi (puncak batang) merupakan lambang langit; titik terendah (ujung cabang terbawah) merupakan lambang bumi; dan titik tengah (ujung cabang tengah) merupakan lambang manusia. Jadi, bonsai juga berarti lambang keharmonisan semesta. Bonsai yang bagus dan indah harus memiliki unsur kepribadian, keindahan, keharmonisan dan keagungan. Ketiga unsur tersebut harus menyatu, sehingga pada sosok bonsai akan muncul gambaran pohon aslinya. Pohon yang besar dengan bentuk batang dan kulit yang pecah-pecah serta jalaran akar yang kuat sekali. Nilai sebuah bonsai tidak hanya ditentukan oleh bentuknya (keindahan) saja, tetapi jug

Bonsai Si Kontet dari negeri Cina

Bonsai Si Kontet dari negeri Cina - Bonsai cenderung identik dengan kecil atau kerdil. Padahal bonsai sebetulnya berasal dari huruf kanji "Bonsai", berarti tanaman atau pohon (Sai) yang tumbuh di atas pot atau jambangan (Bon). Tetapi tidak semua tanaman kecil di atas pot disebut bonsai. Seni bonsai sudah ada sejak zaman baheula. Konon, budaya pohon kontet itu mula dikembangkan di negeri Cina sekitar abad ke-11. Namun, kemudian sekitar abad ke-15, budaya itu masuk ke Jepang dan justru berkembang pesat di sana. Selanjutnya, setelah Perang Dunia 2, seni bonsai dari Jepang pun menjalar ke dunia Barat dan Amerika Serikat. Bahkan akhirnya sampai juga ke Asia, termasuk Indonesia. Di negeri Sakura, perbonsaian mengalami perkembangan yang agak berbeda dengan negara asalnya. Bonsai Cina lebih mengikuti pola keadaan alam aslinya, campur tangan manusia sedikit sekali. Sementara di Jepang, peran serta manusia dalam membentuk bonsai lebih dominan. Bonsai yang bentuknya kurang indah dipole