Gonjo Keris dan 9 jenisnya
Pada proses pembuatan keris, sang Empu memotong sebagian bahan keris yang telah ditempa sempurna lengkap dengan pamornya. Potongan tersebut dimaksudkan untuk bahan membuat Gonjo. Adapun gonjo ada beberapa jenis gonjo iras, artinya gonjo yang dibuat tidak terpisah dengan bilahannya.
Kemudian gonjo susulan, adalah gonjo yang terpisah dan bahannya sama dengan bahan keris tersebut. Tetapi kemudian dikenal pula gonjo wulung, artinya gonjo yang tidak ada pamornya, kalau diwarangi hanya hitam saja.
Hal semacam itu dapat terjadi, karena gonjo keris tersebut hilang. Kemudian dibuatkan gonjo baru. Atau mungkin keris itu sengaja dirubah gonjonya dengan harapan untuk menghilangkan ciri khas keris miliknya itu.
Karena gonjo merupakan gambaran bilahan kerisnya. Kalau sebilah keris gonjonya mas kumambang dengan ekor cicaknya yang runcing, maka bilahan keris itu pastilah berpamor yang sama dengan gonjonya dan bentuknya lekuk (luk).
Sebaliknya kalau gonjonya berekor tumpul, maka bentuk kerisnya lurus. Dengan gonjo yang masih memenuhi pakem (motif) itu orang dapat mengetahui jenis apa adanya sebilah keris yang masih berada di dalam sarungnya itu.
Maka, untuk menghilangkan tanda-tanda tadi ada sementara pemilik keris dengan sengaja menghilangkan dengan cara mengganti gonjonya dengan gonjo yang lain.
Baik gonjo iras, gonjo susulan, dan gonjo wuluang, mempunyai ricikan (perlengkapan) yang sama. Bagian depan berbentuk kepala cicak, dinamakan Kepala Cicak.
Bagian belakangnya dinamakan leher atau gulu melet. Selanjutnya dinamakan perut atau Gendhok. Pada bagian gendhok ini bentuknya lebih besar karena di tempat ini dibuat lubang untuk masuknya pesi, lubang itu harus pas sehingga antara gonjo dan pangkal keris harus rapat.
Di bagian belakang dari perut dinamakan Sabitron, artinya daun lontar yang dilepas dari pelepahnya. Bagian yang paling ujung dari gonjo itu dinamakan Kepet atau ekor.
Keberadaannya gonjo pada pangkal keris sebagai tumpuan hulu keris dengan bilahannya. Sedangkan letak kepala cicak untuk menentukan bagian depan keris tersebut.
Kemudian gonjo susulan, adalah gonjo yang terpisah dan bahannya sama dengan bahan keris tersebut. Tetapi kemudian dikenal pula gonjo wulung, artinya gonjo yang tidak ada pamornya, kalau diwarangi hanya hitam saja.
Hal semacam itu dapat terjadi, karena gonjo keris tersebut hilang. Kemudian dibuatkan gonjo baru. Atau mungkin keris itu sengaja dirubah gonjonya dengan harapan untuk menghilangkan ciri khas keris miliknya itu.
Karena gonjo merupakan gambaran bilahan kerisnya. Kalau sebilah keris gonjonya mas kumambang dengan ekor cicaknya yang runcing, maka bilahan keris itu pastilah berpamor yang sama dengan gonjonya dan bentuknya lekuk (luk).
Sebaliknya kalau gonjonya berekor tumpul, maka bentuk kerisnya lurus. Dengan gonjo yang masih memenuhi pakem (motif) itu orang dapat mengetahui jenis apa adanya sebilah keris yang masih berada di dalam sarungnya itu.
Maka, untuk menghilangkan tanda-tanda tadi ada sementara pemilik keris dengan sengaja menghilangkan dengan cara mengganti gonjonya dengan gonjo yang lain.
Baik gonjo iras, gonjo susulan, dan gonjo wuluang, mempunyai ricikan (perlengkapan) yang sama. Bagian depan berbentuk kepala cicak, dinamakan Kepala Cicak.
Bagian belakangnya dinamakan leher atau gulu melet. Selanjutnya dinamakan perut atau Gendhok. Pada bagian gendhok ini bentuknya lebih besar karena di tempat ini dibuat lubang untuk masuknya pesi, lubang itu harus pas sehingga antara gonjo dan pangkal keris harus rapat.
Di bagian belakang dari perut dinamakan Sabitron, artinya daun lontar yang dilepas dari pelepahnya. Bagian yang paling ujung dari gonjo itu dinamakan Kepet atau ekor.
Keberadaannya gonjo pada pangkal keris sebagai tumpuan hulu keris dengan bilahannya. Sedangkan letak kepala cicak untuk menentukan bagian depan keris tersebut.
Jenis Gonjo
Adapun jenis gonjo ada beberapa versi, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Gonjo Cicak. karena menyerupai cicak seutuhnya.
- Gonjo Tekek, karena menyerupai tokek yang sedang merambat.
- Gonjo Nguceng mati, menyerupai anak lele yang terapung.
- Gonjo Mbakot Mengkurep, menyerupai belahan tempurung telungkup.
- Gonjo Sabit Rontal, menyerupai daun Lontar.
- Gonjo Wilut, bagian kepala dan ekor melengkung.
- Gonjo Nyangkem Kodok, bagian kepala bentuknya segitiga seperti mulut katak.
- Gonjo Sepang, kepala cicaknya kecil.
- Gonjo Dhungkul, bagian perut mengembang agak besar.
- Gonjo Kelap Lintah, seperti lintah yang berenang di ari.
Beberapa buah gonjo
- Gonjo Kelap Lintah
- Gonjo Wilut
- Gonjo Dungkul
- Gonjo Wulung, Bathok Mengkurep
Demikian bagian ke dua dari keris dengan segala ricikan atau perlengkapannya. Di bawah gonjo itu terdapat mendak dan kemudian selut, rupa-rupanya selut itu untuk mengancing (mengunci) antara bilahan keris dengan tangkainya. Sehingga bilahan keris tidak dapat bergerak-gerak dari hulunya.
Komentar
Posting Komentar