Bekerjalah tanpa pamrih

Bekerjalah tanpa pamrih. Meski banyak teori mengatakan bahwa waktu adalah uang namun jika salah mengartikannya maka hidup seakan-akan dikejar uang. Lupa makan, lupa mandi, lupa sahabat dan bisa saja lupa segalanya hanya karena kata "waktu adalah uang". Karena dalam otak hanya kata itu yang terekam, sehingga sanggup mempengaruhi hari-hari hidupnya.


Sebagai contoh, memang logikanya dalam suatu pekerjaan borongan jika seseorang mau bekerja mulai pagi hingga malam hari ia akan mendapatkan penghasilan yang jauh lebih banyak dibanding dengan orang yang hanya bekerja beberapa jam saja. Tetapi, sadarkah anda bahwa hal ini akan membuat hidup seperti mesin penghasil uang? Kerja capek tidur, berangkat kerja lagi capek tidur lagi dan seterusnya.


Jika hal ini sudah menjadi kebiasaan dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama rasanya sulit untuk mengubahnya, disadarkannya pun tentu akan menolak. Dalam otaknya sudah mengklaim bahwa untuk mendapat uang banyak dan menjadi kaya harus selalu demikian. Padahal sesungguhnya tidak mesti demikian.


Manusia memang harus bekerja untuk menopang kehidupan ekonominya, namun tidak seharusnya ia diperbudak oleh uang. Uang hanyalah sarana yang dapat digunakan manusia untuk membeli sesuatu. Sedangkan manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, dilengkapi dengan budidaya, akal pikiran dan panca indera. Kesemuanya dapat digunakan untuk semua kebaikan oleh seorang manusia jika ia menggunakannya untuk itu. Begitu juga sebaliknya, jika digunakan untuk hal yang negatif maka akan begitu pula hasilnya. Adil bukan?


Tuhan maha segalanya, bekerjalah semaksimal mungkin tetapi jangan kau gunakan waktumu hanya untuk bekerja. Masih banyak hal yang perlu dikerjakan untuk membuat hidup ini lebih bermanfaat bagi sesama.



Bekerjalah tanpa pamrih


Jaman seperti sekarang ini rasanya jarang saya menemui orang yang bekerja tanpa pamrih. Bukan berarti dia bekerja tanpa dibayar, tetapi dia bekerja dengan ikhlas dan mendapatkan hasil dari jerih payahnya. Dari kehidupan sekitar yang saya perhatikan, mereka akan selalu menuntut imbal balik yang lebih dan lebih besar dari keringat yang telah di keluarkannya. Namun, mereka sepertinya tidak pernah bertanya kepada dirinya sendiri:


- Pantaskah tenaga saya dihargai sekian rupiah?


- Pantaskah kepandaian saya dihargai sekian dolar?


Dari pertanyaan di atas, jika kita mau sedikit saja merendahkan diri tentunya akan berfikir ulang jika harus menuntut hasil yang lebih dan lebih. Mari kita tersenyum untuk mengoreksi diri. Bekerja tanpa pamrih akan mendorong kita untuk selalu berkarya tanpa menghitung setiap tetes keringat dengan uang recehan.


Camkanlah dalam fikiran bahwa "uang hanyalah efek samping dari apa yang kita kerjakan". Semakin baik bekerja yakinlah suatu saat akan menuai hasil yang setimpal dengan kesungguhan dan keahlian yang anda miliki dan Bekerjalah tanpa pamrih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa perkembangan anak pubertas

Arti dan perbedaan lambang Koperasi Indonesia

Honda Gold Wing F6B Canada 2015