Tingkat kekerasan batu permata

Di dunia ini ada ribuan jenis kristal yang berasal dari berbagai bahan mineral, namun hanya 75 jenis saja yang dapat dikategorikan sebagai permata atau batu mulia, berdasarkan kecantikan, jarangnya di dapat, dan daya tahan mineral.

Salah satu faktor yang menentukan daya tahan mineral tersebut adalah kekerasannya, karena dengan demikian akan mempengaruhi pula daya tahannya terhadap gesekan, dan goresam. Bila tahan goresan, atau keras maka jelas daya pantul permukaannya juga semakin tinggi dan menarik.

Oleh sebab itu, kita juga langsung mengerti bahwa bahan-bahan imitasi itu akan rusak, karena tidak tahan goresan dan gesekan, sehingga kecemerlangan permukaannya menurun.

Seorang ahli mineral bangsa Jerman yang hidup di awal abad 19 F. Mohs, membuat sebuah daftar kekerasan bahan mineral. Daftar tersebut terkenal sebagai daftar Mohs. Urutannya dibuat terbalik, yaitu yang paling empuk ditempatkan di atas, sedangkan semakin keras bahannya ditaruh di urutan lebih bawah.

Daftar Mohs

Daftar Mohs adalah sebagai berikut :
  1. Talk
  2. Gips
  3. Kalsit
  4. Fluorit
  5. Apatit
  6. Ortoklas
  7. Kuarsa
  8. Korundum
  9. Intan
Dengan semakin tingginya tingkat ilmu pengetahuan, maka kekerasan masing-masing bahan mineral bida ditentukan. Dengan demikian itu, semakin tahu akan tingkat kekerasan dan daya tahan masing-masing kristal mineral.

Tingkat kekerasan

Berbeda dengan daftar Hos tadi, maka tingkat kekerasan dibuat ke bawah, yaitu bahan paling keras ditaruh diurutan pertama, dan diberi angka atau nilai 10. Urutan pertama ditempati oleh intan. Berikut daftar lengkapnya :
  1. Intan : 10
  2. Korundum : 9
  3. Krisoberil : 8,5
  4. Yag : 8,5
  5. Spinel : 8
  6. Topas : 8
  7. Beril : 7,5 - B
  8. Sirkon : 7,5
  9. Turmalin : 7 - 7,5
  10. Kuarsa : 7
  11. Garnet : 6,5 - 7,5
  12. Giok/Jade : 6,5 - 7
  13. Peridot : 6,5 - 7
  14. Nefrit : 6,5
  15. Moonstone : 6 - 6,5
  16. Rutil : 6 - 6,5
  17. Turkoise/pirus : 6
  18. Hematil : 5,5 - 6,5
  19. Opal : 5,5 - 6,5
  20. Kaca : 5 - 6
  21. Lapis : 5 - 5,5
  22. Titanit : 5 - 5,5
  23. Koral : 3,5
  24. Mutiara : 2,5 - 3,5
  25. Amber : 2 - 2,5
  26. Jet : 2 - 2,5

Tabel dia atas menunjukkan bahan yang berada pada urutan angka terkecil adalah yang lebih keras dari bahan yang ada di bawahnya, dan bahan ini dapat menoreh, atau menggoreskan bahan yang tingkat kekerasannya lebih kecil.

Untuk para ahli batu permata, mereka dilengkapi dengan alat pengukur kekerasan dari angka satu hingga sepuluh, berupa pensil logam yang ujungnya memiliki bahan-bahan yang kekerasannya sama dengan angka yang tertera di atas.

Bagi kita yang hanya sekedar tahu saja, bisa mencari jalan mengukur tingkat kekerasan dengan mencari bahan lain yang kira-kira setara kekerasannya. Lalu batu permata yang akan kita teliti itu kita toreh dengan batu permata, misalnya saja punya tingkat kekerasan 7. Bila tidak bisa, alias kalis, maka kemungkinan tingkat kekerasannya 8.

Ketika memeriksa torehan tadi, kita harus hati-hati, karena terkadang bahan mineral yang lebih lunak meninggalkan bekas garis atau baru, sebab bahan tersebut kalah keras. Sehingga meninggalkan bubuk di bahan keras.

Ini disebut efek kapur tulis. Maka untuk menelitinya kembali, coba hapuslah bekas torehan tadi. Bila hilang, berarti bahan yang kita periksa itu lebih keras ketimbang bahan yang kita pakai sebagai pembanding. Bila torehan masih membekas berarti bahan yang diperiksa betul-betul lebih empuk.

Ada lagi cara yang murah meriah, yaitu dengan menggunakan mata kikir logam. Mata kikir memiliki tingkat kekerasan antara 6 hingga 7. Bila mata kikir kita goreskan sedikit ke bahan yang hendak diteliti, dan lalu nampak ada sisa bubuk yang tertinggal pada mata kikir itu, berarti bahan yang kita periksa lebih lunak. Dan itu berarti angka kekerasannya lebih tinggi dari 6 atau 7.

Tingkat kekerasan beberapa bahan

Agar lebih jelas lagi, perlu diketahui tingkat kekerasan beberapa bahan yang sangat akrab dengan kita, yaitu :
  • Kuku : 2,5
  • Koin tembaga : 3
  • Mata pisau : 4,5
  • Gelas : 5 - 5,5
  • Mata kikir : 6 - 7

Nah, sampai disini saja kita sudah bisa mengetes batu permata yang ingin kita beli dengan cara-cara murah meriah.

Baca lengkap : Cara praktis mengenali batu permata

Dengan melihat warna, gosokan/faset, doubling, dan tingkat kekerasannya saja, lalu kita cari dalam daftar tingkat kekerasan itu, maka paling tidak kita sudah tahu apa jenis batu yang ada dihadapan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti dan perbedaan lambang Koperasi Indonesia

Three yellow box

Notasi Ayak-ayakan Pamungkas Pelog Barang