Makhluk hidup planet bumi berutang kepada Indonesia

Makhluk hidup planet bumi berutang kepada Indonesia. Bagaimana mungkin? Bukankah justru Indonesialah salah satu negara pengutang terbesar di dunia?

Jangan salah tafsir. Pernyataan di atas justru muncul dari hasil pantauan Satelit Terra yang meluncur pada bulan Desember tahun 1999 dan Satelit Aqua yang mengorbit Mei 2002 lalu, milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics dan Space Administrations / NASA).

Pada tanggal 21 April 2003, para ilmuwan NASA menggelar hasil kompilasi data Satelit Terra yang kontinyu memantau daratan serta data Satelit Aqua yang kontinyu memantau lautan, selama kurun tahun 2002.

Pantauan sensor moderate resolution imaging spectroradiometer (MODIS) di kedua satelit NASA tadi berhasil memperlihatkan proses metabolisme yang muncul di planet tempat manusia hidup. Di sadari, proses siklus karbon berlangsung sepanjang masa.

Manusia bernapas menghirup oksigen yang dipakai sebagai sumber energi dan mengeluarkan karbon dioksida sebagai gas buangannya. Melalui proses fotosintesis, gas karbon dioksida yang diproduksi oleh umat manusia, serta gas buangan bahan bakar migas kemudian diserap oleh tumbuh-tumbuhan yang ada di daratan serta oleh biota yang ada di lautan.

Selanjutnya, dikonversikan menjadi oksigen dan dihirup kembali oleh umat manusia untuk bernapas. Sistem kehidupan, jaringan makanan dan energi berlangsung secara berkelanjutan lewat pola fotosintesis tersebut. 

Berdasarkan pantauan kedua satelit NASA tadi, terlihat bahwa dua wilayah di dunia, yaitu hutan tropis Amazon di Amerika Latin dan wilayah kepulauan tropis Indonesia, merupakan dua wilayah di muka bumi yang mampu menyerap gas karbon dioksida paling besar, yaitu mencapai sekitar 2.5 kilogram gas karbon per meter kubik setiap tahunnya.

Karbon yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan biota laut di kedua wilayah tadi, melalui proses fotosintesis, kemudian dikonversikan kembali menjadi oksigen guna menunjang kehidupan makhluk di planet bumi. Dapat dikatakan bahwa wilayah Amazon dan Indonesia adalah paru-paru dunia.

Ini berarti bahwa sumbangan Indonesia terhadap kelestarian kehidupan di Planet Bumi adalah mutlak. Semua kehidupan dan makhluk hidup di bumi berutang kepada Indonesia. Itulah sebabnya pula kiranya kekayaan hutan tropis Indonesia serta terumbu karang di lautan nusantara harus dipertahankan kelestariannya sebagai penyerap gas karbon (carbon sink).

Oleh sebab itulah, maka upaya-upaya pelestarian dan pengelolaan hutan tropis Indonesia serta kegiatan pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang nusantara haruslah menjadi program dunia, bukan hanya urusan bangsa Indonesia semata.

Berbagai sumber daya dan dana untuk melestarikan hutan dan laut Indonesia haruslah disediakan oleh seluruh umat manusia di muka bumi ini. Bila tidak, maka bukan hanya ekosistem kepulauan nusantara saja yang akan rusak, tetapi keseluruhan planet bumi bahkan akan mendekati kehancurannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti dan perbedaan lambang Koperasi Indonesia

Three yellow box

Notasi Ayak-ayakan Pamungkas Pelog Barang