Bayi tabung, Louise Brown seorang hasil teknologi reproduksi

Bayi tabung. Teknologi reproduksi kini telah menembus berbagai metode canggih untuk menolong pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan. Gebrakan pertama terjadi saat metode "bayi tabung" pertama melahirkan Louise Brown asal Inggris pada tahun 1978. Setelah itu, banyak teknik lain yang mengagumkan berturut-turut ditemukan, termasuk metode penyuntikan satu sel sperma terhadap satu sel telur secara in vitro.

Sukses besar teknik IVF (In Vitro Fertilization) konvensional ternyata masih belum memuaskan dunia kedokteran, apalagi kalau mutu dan jumlah sperma yang hendak digunakan kurang. Oleh karena itu, sekarang telah dikembangkan teknik lain seperti PZD (Partial Zona Dessection) dan SUZI (Subzonal Sperm Intersection).

Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur setelah dinding sel telur dibuat celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur. Teknik SUZI dengan menyuntikkan sperma langsung ke dalam sel telur. Namun, teknik pembuahan mikromanipulasi di luardi luar tubuh inipun masih dianggap kurang memuaskan hasilnya.

Sekitar 18 tahun yang lalu Belgia membuat gebrakan lain yang disebut ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection). Teknik canggih ini ternyata sangat tepat diterapkan pada kasus mutu dan jumlah sperma yang minim.

Jika pada IVF konvensional diperlukan 50.000 - 100.000 sperma untuk membuahi sel telur, pada ISCI hanya dibutuhkan satu sperma dengan kualitas nomor wahid. Melalui pipet khusus, sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur yang juga dinilai bagus. Langkah selanjutnya mengikuti cara IVF konvensional.

Pada teknik ini, jumlah embrio yang ditanamkan cuma 1-3 embrio. Setelah embrio berhasil ditanamkan dalam rahim, si calon ibu tinggal di rumah sakit selama satu malam.

Biaya mengikuti program IVF memang tidak murah. Pada akhir tahun 1980an biayanya sudah mencapai 5 juta. Sekarang pastilah sudah berpuluh kali lipat. Harga obat suntik perangsang indung telur harganya selalu naik. Padahal suntikan yang dibutuhkan selama dua minggu mencapai 45 ampul.

Teknologi reproduksi in vitro ternyata sangat membantu pasangan yang mengalami gangguan reproduksi. Mengupayakan pasangan suami istri agar bisa memiliki anak sungguhan merupakan perbuatan mulia dan membahagiakan, sekalipun pembuahannya dilakukan di laboratorium.

Seperti halnya Louise Brown, mungkin hanyalah anak yang dilahirkan melalui teknik ini ikut bersyukur bahwa kedua orang tuanya mengikuti program tersebut.

Itulah informasi online mengenai bayi tabung lewat artikel Bayi tabung, Louise Brown seorang hasil teknologi reproduksi. Semoga dengan ini kita akan lebih menyadari pentingnya ilmu dan teknologi untuk menolong manusia dari berbagai kesulitan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti dan perbedaan lambang Koperasi Indonesia

Three yellow box

Notasi Ayak-ayakan Pamungkas Pelog Barang