Benarkah perlu keyakinan 100% dalam memanfaatkan ITB?
Benarkah perlu keyakinan 100% dalam memanfaatkan ITB?? Kita tahu yang sering ditemui manusia biasanya adalah apa yang ditakutkannya. Saat seseorang berharap jangan gagal, justru kegagalanlah yang mendatanginya. Saat seseorang berharap betul tidak akan sakit, justru hal itulah yang menghampirinya. Jika anda berpikir bahwa anda tidak mampu, maka gaga-lah apa yang sedang anda upayakan.
Jika anda berpikir sukses, maka anda akan meraih kesuksesan. Secara absolut sesungguhnya kita tidak akan pernah yakin 100 % mampu meraih apa yang kita inginkan. Jika kurang berhati-hati tanpa sengaja kita telah melompati 'pagar takabur'. Dan hal semacam ini tidak dibenarkan oleh Islam.
Boleh saja bersikap demikian asal keyakinan 100 % itu berbunyi seperti ini misalnya, saya yakin 100 % Allah akan membantu usaha ini. Sekali lagi perlu berhati-hati, iblis tidak akan pernah rela melihat hubungan yang sedemikian akrab antara seorang hamba dengan Tuhannya. Keyakinan semacam itu hanya mungkin bila kita memiliki kedekatan yang luar biasa dengan-Nya.
Setiap saat keyakinan sebagaimana digambarkan di atas akan dengan mudah digelincirkan kepada keyakinan bahwa kesuksesan yang akan dicapai bertumpu pada kemampuan diri sendiri, dan bukan lagi anugerah Tuhan. Secara etika kita disarankan untuk selalu berkata Insya Allah.
Tetapi disinilah letak kontradiksi itu. Berarti ada sedikit keragu-raguan, karena keyakinan tersebut tidak lagi 100%. Beberapa teori tentang penggunaan ITB mengharuskan keyakinan 100% untuk sebuah kesuksesan. Sedikit saja ada keraguan, terbuka peluang gagal total! Mari kita gunakan pendekatan kombinasi. Sesungguhnya mereka yang berhasil meraih kesuksesan adalah mereka yang yakin pada kemampuan dirinya dan mereka yang tidak takut menghadapi kegagalan.
Jangan takut gagal
Sekali kita memiliki perasaan takut gagal, apalagi porsinya melebihi keyakinan yang ada, hampir pasti kegagalanlah yang akan kita temui. Data menunjukkan mereka yang sukses adalah mereka yang tidak alergi dengan kegagalan. Mengapa demikian? Mereka tidak alergi kegagalan karena telah terbiasa mengalami kegagalan, sekaligus menjadi paham bagaimana menghindari kegagalan.
Berbagal gejala kegagalan dengan mudah terbaca secara dini, justru karena telah sering gagal, justru karena telah memiliki jam terbang yang memadai. Jadi para peraih kesuksesan adalah mereka yang paling banyak mengalami kejatuhan. Kebanyakan orang memandangnya hanya dari sisi kesuksesannya saja, tidak melihat aspek kegagalan yang pernah dijalaninya.
Jika kita hanya sibuk dan fokus pada kegagalan yang mungkin terjadi, ketakutan pada kegagalan semakin membesar dan hal ini akan memperkecil keyakinan sukses. Tanpa sadar kita telah mendekati kegagalan itu sendiri. Sebaliknya jika sejak awal kita telah merelakan kemungkinan terjadinya kegagalan, maka dengan demikian kegagalan tidak lagi menjadi hal pokok yang dipikirkan. Konsentrasi dan kekuatan pikir kita dapat terfokus pada cara bagaimana meraih kesuksesan.
Tidak lagi berputar-putar pada pembahasan bagaimana jika gagal, bagaimana jika begini dan bagaimana jika begitu. Boleh jadi keyakinan 100% jenis inilah yang dimaksud para pakar ITB. Keyakinan meraih kesuksesan sekaligus kesiapan untuk menerima kegagalan.
Keyakinan 100% dalam memanfaatkan ITB
Dan ini sangat sesuai dengan prespektif Islam jangan heran jika anda mendapatkan orang yang terampil sekali minum obat 10 butir sekaligus adalah orang yang sering sakit. Orang yang paling piawai mengendarai mobil adalah seorang pembalap. Orang yang pakar memimpin rang lain adalah orang yang terbiasa terlibat dalam organisasi. Perenang yang handal adalah mereka yang pasti akrab dengan kolam renang.
Mereka yang biasa mengambil kredit 5M adalah pengusaha besar yang pernah mengambil kredit 10M. Seluruhnya pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan pada bidang yang mereka tekuni. Mereka selalu bangkit kembali setiap kali menghadapi kejatuhan.
Mereka tidak memperdulikan berapa kali harus jatuh bangun, mereka lebih antusias memikirkan bagaimana harus bangkit kembali. Jelasnya, mereka yang takut menghadapi kegagalan memang tidak akan pernah mengalaminya tetapi juga tidak akan pernah meraih kesuksesan!
Jika anda berpikir sukses, maka anda akan meraih kesuksesan. Secara absolut sesungguhnya kita tidak akan pernah yakin 100 % mampu meraih apa yang kita inginkan. Jika kurang berhati-hati tanpa sengaja kita telah melompati 'pagar takabur'. Dan hal semacam ini tidak dibenarkan oleh Islam.
Boleh saja bersikap demikian asal keyakinan 100 % itu berbunyi seperti ini misalnya, saya yakin 100 % Allah akan membantu usaha ini. Sekali lagi perlu berhati-hati, iblis tidak akan pernah rela melihat hubungan yang sedemikian akrab antara seorang hamba dengan Tuhannya. Keyakinan semacam itu hanya mungkin bila kita memiliki kedekatan yang luar biasa dengan-Nya.
Setiap saat keyakinan sebagaimana digambarkan di atas akan dengan mudah digelincirkan kepada keyakinan bahwa kesuksesan yang akan dicapai bertumpu pada kemampuan diri sendiri, dan bukan lagi anugerah Tuhan. Secara etika kita disarankan untuk selalu berkata Insya Allah.
Tetapi disinilah letak kontradiksi itu. Berarti ada sedikit keragu-raguan, karena keyakinan tersebut tidak lagi 100%. Beberapa teori tentang penggunaan ITB mengharuskan keyakinan 100% untuk sebuah kesuksesan. Sedikit saja ada keraguan, terbuka peluang gagal total! Mari kita gunakan pendekatan kombinasi. Sesungguhnya mereka yang berhasil meraih kesuksesan adalah mereka yang yakin pada kemampuan dirinya dan mereka yang tidak takut menghadapi kegagalan.
Jangan takut gagal
Sekali kita memiliki perasaan takut gagal, apalagi porsinya melebihi keyakinan yang ada, hampir pasti kegagalanlah yang akan kita temui. Data menunjukkan mereka yang sukses adalah mereka yang tidak alergi dengan kegagalan. Mengapa demikian? Mereka tidak alergi kegagalan karena telah terbiasa mengalami kegagalan, sekaligus menjadi paham bagaimana menghindari kegagalan.
Berbagal gejala kegagalan dengan mudah terbaca secara dini, justru karena telah sering gagal, justru karena telah memiliki jam terbang yang memadai. Jadi para peraih kesuksesan adalah mereka yang paling banyak mengalami kejatuhan. Kebanyakan orang memandangnya hanya dari sisi kesuksesannya saja, tidak melihat aspek kegagalan yang pernah dijalaninya.
Jika kita hanya sibuk dan fokus pada kegagalan yang mungkin terjadi, ketakutan pada kegagalan semakin membesar dan hal ini akan memperkecil keyakinan sukses. Tanpa sadar kita telah mendekati kegagalan itu sendiri. Sebaliknya jika sejak awal kita telah merelakan kemungkinan terjadinya kegagalan, maka dengan demikian kegagalan tidak lagi menjadi hal pokok yang dipikirkan. Konsentrasi dan kekuatan pikir kita dapat terfokus pada cara bagaimana meraih kesuksesan.
Tidak lagi berputar-putar pada pembahasan bagaimana jika gagal, bagaimana jika begini dan bagaimana jika begitu. Boleh jadi keyakinan 100% jenis inilah yang dimaksud para pakar ITB. Keyakinan meraih kesuksesan sekaligus kesiapan untuk menerima kegagalan.
Keyakinan 100% dalam memanfaatkan ITB
Dan ini sangat sesuai dengan prespektif Islam jangan heran jika anda mendapatkan orang yang terampil sekali minum obat 10 butir sekaligus adalah orang yang sering sakit. Orang yang paling piawai mengendarai mobil adalah seorang pembalap. Orang yang pakar memimpin rang lain adalah orang yang terbiasa terlibat dalam organisasi. Perenang yang handal adalah mereka yang pasti akrab dengan kolam renang.
Mereka yang biasa mengambil kredit 5M adalah pengusaha besar yang pernah mengambil kredit 10M. Seluruhnya pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan pada bidang yang mereka tekuni. Mereka selalu bangkit kembali setiap kali menghadapi kejatuhan.
Mereka tidak memperdulikan berapa kali harus jatuh bangun, mereka lebih antusias memikirkan bagaimana harus bangkit kembali. Jelasnya, mereka yang takut menghadapi kegagalan memang tidak akan pernah mengalaminya tetapi juga tidak akan pernah meraih kesuksesan!
Komentar
Posting Komentar