11 prinsip menggunakan ITB

11 prinsip menggunakan ITB. Prinsip-prinsip yang akan diuraikan disini tentu saja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penemuan ITB itu sendirt. Sesungguhnya kita sudah memanfaatkan prinsip-prinsip ITB ini, hanya saja kita tidak sadar akan hal itu. Nah, uraian di bawah ini adalah upaya memberdayakan ITB secara sadar, sesuai dengan situasi dan kondisi, dan sesuai dengan kebutuhan.

1. ITB Mengakses Catatan Kejadian Alam Semesta
Saat seseorang ingin menjadi kaya dan itu diyakininya, maka kaya-lah orang itu. Hasil wawancara dengan Para milyader yang berhasil, atau atlit (olah ragaNvan) yang berprestasi sampai ke tingkat dunia, menunjukkan fenomena yang serupa.

Awalnya mereka semua adalah orang miskin dan orang yang tidak memiliki apa-apa. Saat mereka menginginkan sesuatu dan meyakininya akan berhasil, secara ajaib mereka seperti ditunjukkan jalan menuju tangga sukses. Mereka akan menemui orang yang tepat, metoda yang jitu, waktu yang akurat, pendekatan personal yang efektif untuk meraih dukungan, meraih dana yang dibutuhkan dsb-dsb.

Ini yang tidak dapat dijelaskan oleh Para ilmuwan mengapa ITB dapat memberikan informasi itu kepada Para pemiliknya. Dari mana ITB mendapatkan data tersebut? Mereka hanya menduga bahwa ITB memiliki akses ke catatan kejadian alam semesta yang bersifat gaib. Gaib, karena Para ilmuwan tidak tahu keberadaan catatan raksasa itu.

Boleh jadi penyebab gagalnya para penemu ITB meraih hadiah nobel ilmu pengetahuan, karena mereka gagal menjelaskan secara ilmiah dari mana ITB mendapatkan informasi-informasi penting tersebut. Kita sering mendengar bahwa Allah berada sangat.dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi di leher kita. Boleh jadi Allah berada disekitar ITB itu sendiri. Wallahu a'lam bishshawwab, hanya Allah yang tahu.

Tahukah anda bahwa Islam menyebutkan ada sebuah 'kitab raksasa'yang mencatat segala kejadian mengenai segala sesuatu yang terjadi di jagad raya ini, kitab tersebut berada di Lawh al-Mahfuz.

2. ITB Perlu Waktu Saat Merespon Keinginan Kita
Apa yang ada dalam perasaan ataupun pikiran kita, langsung direspon oleh ITB. Akan tetapi hasilnya bisa saja tidak secepat yang kita duga, tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Jelasnya butuh waktu untuk memproses setiap keinginan yang kita ajukan kepada ITB. Bila kita ingin menjadi mahasiswa terbaik dan terpandai tentu prosesnya lebih lama dibandingkan bila kita hanya sekedar menginginkan hilangnya rasa lapar.

Untuk pandai butuh proses belajar, butuh buku, butuh pembimbing dst. Jelas semua itu melibatkan peran orang lain selain dirinya. Untuk menghilangkan rasa lapar hanya melibatkan diri kita sendiri, lebih mudah dicapai, mungkin hanya butuh waktu antara 1-10 menit saja. Menurut para ilmuwan keinginan tidak lain adalah sebuah doa. "Berdoalah kepada-KU, niscaya akan Kuperkenankan bagimu" QS:40;60.

Ketika anda baru saja bekerja keras selama seharian, anda cukup berniat akan istirahat. Tidak sampai 1 menit mungkin saja anda telah terlelap dalam tidur. Sebaliknya, sekalipun anda sudah 2 hari tidak tidur, tapi demi menanti berita tentang hasil operasi sang kekasih, anda sanggup memerintahkan fisik anda untuk menunda keinginan beristirahat (tidur). Apakah tanpa keyakinan hal di atas dapat terwujud. Walau dengan keyakinan penuh tetap saja butuh waktu untuk mewujudkan keinginan.

Karena kondisi anda tidak berada pada posisi yang sejalan dengan keinginan tersebut. Quis who wants to be a milyoner, menawarkan hadiah hingga 1 milyar, asal mampu menjawab dengan benar 15  pertanyaan pengetahuan umum secara berturut turut. Sejauh ini ada yang sudah mampu mencapai 500 juta atau menjawab dengan benar 14 pertanyaan secara berturut-turut.

Sekalipun untuk menuju ketangga sukses cukup sulit dan melalui jalan berliku, namun pesertanya dari hari ke hari semakin bertambah. Dengan penuh kesungguhan dan semangat tinggi, mereka terus saja mencoba dan mencoba. Yang belum berhasil selalu mencoba kembali untuk dapat tampil di kursi  panas. Resiko gagal dan malu karena disaksikan jutaan pasang mata dari seluruh Indonesia tidak membuat mereka mundur.

Setiap seorang peserta gagal menapak ke jenjang hadiah yang lebih tinggi selalu menjadi perhatian peserta lain untuk dianalisa. Berbagai strategi coba diterapkan untuk mampu keluar sebagai pemenang. Kegagalan sebuah strategi selalu dievaluasi dan diperbaiki agar menjadi semakin sempurna. Kesungguhan dan keyakinan menjadi kunci utama sukses.

Keberhasilan Imam Samudra meledakkan kota Bali tidak datang secara tiba-tiba. Itu hasil kerja bareng puluhan orang yang sudah terlatih dalam melakukan aksi teroris. Bukan hanya menggalang kerja sama yang rapih agar rencana itu dapat terwujud.

Bahkan latihan intensif cara-cara melakukan aksi eroris, penggalangan dana melalui jalur dunia internasional, evaluasi terhadap rencana-rencana gerakan teroris yang mengalami kegagalan, keberanian adu pintar dengan badan inteligen merupakan upaya serius bagaimana menggolkan sebuah rencana besar.

Dan kedua contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah cita-cita yang ingin menjadi kenyataan menuntut kesungguhan yang terus menerus, semangat yang selalu dikobarkan, rencana yang matang, evaluasi dan perbaikan. Dan semua ini jelas membutuhkan waktu, proses, ketekunan, ketelitian dan kesabaran.

Tahukah anda Allah menciptakan alam raya ini dalam 7 hari, meski dapat melakukannya hanya dalam I hari atau lebih singkat dari itu. Allah mendidik kita untuk bersedia menjadi seorang hamba yang sabar, bersedia menjalani proses.

3. ITB Bekerja Berdasarkan Keyakinan
Jika pikiran bekerja berdasarkan logika, dan logika bekerja berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dirasa, pendek kata berdasarkan masukkan yang diperoleh melaluli pancaindra. ITB bekerja berdasarkan keyakinan, keyakinan sendiri bekerja berdasarkan apa yang kita bayangkan. Semakin kuat apa-apa yang diimajinasikan semakin cepat terwujud.

Kembali pada contoh peledakan bom di Bali. Mungkinkah para teroris itu melakukan semuanya tanpa keyakinan? Mereka bahkan sangat yakin, bahwa rencana mereka akan terlaksana dengan memuaskan. Bila tidak yakin tentu mereka akan menunda pelaksanaan pada lain waktu.

Kita lihat kunci utama keberhasilan rencana seseorang adalah keyakinan. Allah Maha Adil. Untuk sebuah tindakan kejahatanpun bila dikerjakan dengan penuh perhitungan dan keyakinan serta kesungguhan, niscaya berhasil. Boleh jadi mereka tidak meminta kepada Allah sebuah kesuksesan untuk kejahatan yang mereka rancang, tetapi masalahnya mereka sangat yakin berhasil. Oleh sebab itu berhasilah mereka.

Adakah Allah menghalangi niat dan usaha mereka yang sungguh-sungguh itu? Padahal yang jadi korban tidak sedikit dan melibatkan banyak orang Islam pula. Seseorang beramal pada orang lain bisa berdasarkan pikiran maupun berdasarkan perasaan. Seseorang bersedekah bisa karena kasihan melihat kesulitan yang diderita orang lain.

Pada kasus ini terlihat perasaan berperan lebih dominan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dari pada pikiran. Tetapi cukup banyak orang yang bersedekah karena hal itu merupakan perintah Allah, sekalipun mungkin tidak ada rasa iba dihatinya. Bila dia yakin Allah tidak ada, dapat dipastikan la tidak akan mengeluarkan uang untuk kesulitan orang lain. Seseorang bila sudah dikuasai perasaan maka hampir dapat dipastikan logikanya tidak dapat bekerja secara optimal. Hampir semua orang mengakuinya.

Seorang Ibu akan bersikap sangat empatik, membela putranya sekalipun ia tahu anaknya melakukan kesalahan. Sebaliknya seorang atasan akan dengan mudah menjatuhkan sanksi pada bawahannya, sekalipun ia tahu yang bersangkutan melakukan hal itu, karena kondisi keluarganya yang sedang dalam kesulitan. Sikapnya bisa menjadi lain bila bawahannya merupakan sanak familinya.

ITB lebih memprioritaskan keyakinan atau perasaan dibanding logika. Karena ITB bekerja berdasarkan keyakinan, maka la tidak memerlukan logic atau tidaknya apa yang hendak dicapainya. Munculnya perasaan putus asa adalah karena nasihat dari akal pikiran. Misal, karena bisnisnya bangkrut terbayanglah kehidupan yang sulit, mulailah ia merasa cemas clan panik dan akhirnya putus asa. Dia sudah merasa menderita sebelum benar-benar menghadapi kesulitan.

Orang hampir tidak mungkin cemas, gelisah, takut, bila tidak ada masukan dari pikiran. Saat kecemasan yang luar biasa menguasai seseorang, ITB secara otomatis memerintahkan cairan adrenalin untuk keluar, bahkan bila perlu memaksa keluarnya keringat dingin, kepala tiba-tiba menjadi sakit, perut melilit-lilit. Sakit maag kambuh.

Dan bukan hal yang aneh bila kaki lumpuh secara mendadak. Walau bila diperiksa secara medis, boleh jadi tidak ada yang keliru dengan kesehatan yang bersangkutan. Orang dapat bersikap seperti itu saat membayangkan hal-hal yang amat ditakuti atau dicemaskan. Misal, mendengar vonis dokter bahwa usia istri atau suaminya hanya tinggal menunggu hari.

Seorang pemberani bila memasuki wilayah yang angker boleh jadi tidak mengalami gangguan ketakutan yang berlebihan misalnya, sebab dia tidak membayangkan bahwa hal itu akan dapat menimbulkan sesuatu yang dapat membahayakan dirinya.

Ketika waktunya tinggal beberapa saat lagi untuk sampai di kantor, seorang karyawan cenderung cemas dan panik. Pikiran segera memasukkan hasil analisa kepadanya tentang kemungkinan terlambat. Dalam kondisi demikian, seseorang cenderung bertindak grusa-grusu yang justru akan membuat setiap langkahnya serba salah. Ini berarti menghabiskan waktu secara percuma, sehingga akhirnya ia mengalami keterlambatan sungguhan.

Orang yang tenang dan yakin tidak terlambat, bisa memanfaatkan waktu secara sangat efisien dan efektif. Para agen spionase sangat terdidik bekerja tenang dalam ketegangan yang sangat tinggi. Kalau menonton film saja kita sudah terseret dalam ketegangan, itu pertanda bahwa kita belum mampu mengendalikan pikiran dan perasaan, apalagi menghadapi situasi tegang dalam kehidupan nyata, bukan dalam film yang sudah pasti cuma main-main.

Kesimpulan
Bila kita menginginkan sesuatu tetapi kita tidak yakin, maka keinginan itu tidak direspon ITB, dengan kata lain ITB akan menjalankan isi perintah apa yang kita yakini. Kalau yang kita yakini kegagalan maka kegagalan yang kita petik.

Seorang pengusaha yang kondisi kesehatannya sudah mengalami komplikasi serius mendapat peringatan keras dokter pribadinya, bahwa bila ia tetap nekad bekerja keras kondisinya akan semakin sulit dikendalikan. Dia berjanji akan beristirahat total, tetapi ia tidak yakin akan dapat memenuhi nasehat dokter, mungkin karena sudah terbiasa kerja keras. Orang yang terbiasa kerja keras merasa sangat janggal bila harus berdiam diri dalam waktu yang lama. Yang ia yakini ia akan tetap bekerja keras.

ITB merespon sebagaimana yang diyakininya dan kondisi fisik, mental serta pikirannya tetap berada dalam kondisi kesiapan berpikir keras demi menyelamatkan bisnisnya. Kesiapan berpikir keras ini meningkatkan stress yang sudah ada. Artinya, seluruh sistem kesehatan tubuh berada dalam kondisi siaga satu. Dalam kondisi seperti itu tubuh tidak memperoleh kesempatan untuk melakukan recovery atau kesempatan beristirahat yang cukup. Akhimya nyawanya tidak tertolong lagi.

Tahukan anda Allah itu hagaimana prasangka hamba-Nya. Jika hamba-Nya tidak yakin hahwa DIA akan membantu semua kesulitannya, maka itulah yang akan terjadi.

4. ITB Bekerja Sesuai Permintaan Kita
Suatu hari saat penulis terlambat tidur malam, padahal sekitar jam 3 harus bangun untuk makan sahur. Menurut logika, normalnya makan sahur akan terlewatkan dengan kondisi semacam itu. Karena pikiran sadar sudah tidak rnampu memberikan jalan keluar, penulis melakukan permintaan kepada ITB. Segera penulis melakukan relaksasi dan memerintahkan ITB untuk membangunkan kami sekitar jam 3 malam. Saat menyerahkan tugas ini kepada ITB, kerja logika segera ditutup agar kecemasan akan 'gagal' tidak sempat muncul.

Kepasrahan total kepada ITB akan menggantikan kerja logika. Dan sekitar jam 3 malam saya terbangun. Tapi ada ,rasa kecewa, karena rasa kantuk yang luar biasa sangat menguasai mata. Saya sadar telah mengeluarkan perintah yang kurang sempurna. Seharusnya bangun jam 3 dan dengan kondisi mata cukup nyaman. Pada kesempatan lain perintah itu diperbaiki dan hasilnya, terbangun dengan mata tanpa rasa kantuk.

Bila kita menginginkan menjadi kaya, harus dijelaskan kapan? Sebulan lagi atau akhir tahun ini misalnya. Tanpa kejelasan waktu bisa saja realisasinya 5 atau 10 tahun lagi. Jika menginginkan pendapatan 1 juta tetapi baru terealisir setelah 10 tahun, orang dengan mudah akan mempertanyakan peran ITB. Karena itu saat meminta sesuatu kepada ITB deskripsikan secara jelas dan akurat.

Dalam terminologi Islam saat melakukan sholat sunah hajat, kita diperintahkan menyebutkan secara jelas apa keinginan kita. Hindari kalimat-kalimat semacam ini. 'Besok saya akan sembuh', atau 'Nanti saya pasti berhasil'. ITB tidak paham dengan parameter waktu yang tidak jelas.

Sebutkan dengan jelas kapan kesuksesan ingin anda capai. Suatu hari saat melakukan perjalanan dari Jogia ke Kebumen, penulis merasakan sakit kepala yang cukup mengganggu. Mencoba minum obat jelas tidak  mungkin, karena saat itu sedang puasa.

Segera penulis melakukan relaksasi, menyampaikan permintaan dalam hati dengan pelan dan penuh penghayatan secara berulang ulang. Setelah keyakinan muncul, segera campur tangan, pikiran dalam hal penyembuhan sakit kepala dihentikan. Ada semacam proses serah terima tugas dari pikiran sadar kepada ITB. Tanpa obat, mana mungkin akan hilang sakit kepalanya, adalah contoh campur tangan dari pikiran sadar.

Kalimat permintaan itu kira-kira seperti ini : Saya percaya ITB akan membereskan sakit kepala ini, oleh sebab itu sebelum memasuki rumah, saya yakin sakit kepala ini sudah sembuh selama 2-3 jam perjalanan mungkin sekitar 100 kali kalimat tersebut diulangi. Ketika turun dari bus sakit kepala itu sendiri belum lagi lenyap. Disinilah kepercayaan dan keyakinan kita diuji.

Karena penulis telah cukup paham dengan cara kerja ITB, semakin dekat dengan rumah semakin yakin bahwa sakit kepala itu akan lenyap (saat itu belum), sekalipun untuk sampai di rumah tinggal beberapa langkah lagi. Ajaib memang, dan logika normal tidak akan pernah bisa memahami kerja ITB, karena tepat memasuki rumah, sakit kepala itu memang hilang.

Keyakinan penuh di saat-saat terakhir semacam inilah yang diharapkan kita lakukan saat berdoa kepada Allah, sangat yakin sekalipun informasi serta hasil analisa pikiran justru mengatakan sebaliknya. Teknisi komputer/mobil saat menerima orderan komputer/mobil bermasalah sangat yakin bisa membereskan kerusakan yang terjadi sekalipun tidak ada jaminan akan berhasil. Sebelum batas waktu berakhir kita jangan sampai memvonis bahwa keinginan kita tidak terkabul, karena tidak jarang sebuah keinginan terealisasi di saat-saat terakhir.

Tahukah anda, Allah akan memberikan semua keperluan kita, sesuai dengan doa yang kita panjatkan. Hati-hati dalam berdoa kepadaNya, jangan mudah berdoa berikanlah yang terbaik ya Allah, jika anda sebenarnya tidak cukup siap menerima pemberian terbaik Allah yang terkadang sering berbeda dengan terbaik menurut versi anda.

5. ITB Tidak Mengenal Sistem Nilai
ITB tidak mengenal benar salah dan baik buruk. Ia juga tidak peduli dengan penilaian lucu dan ataupun tidak lucu, sulit ataupun mudah. Baginya dia sekedar menjalankan perintah yang diberikan pikiran sadar. Boleh dikatakan ITB merupakan staf yang menjalankan apapun perintah atasannya. Dia ibarat senjata yang berada di tangan manusia, di mana manusia bertindak mewakili pikiran sadar. Bila digunakan untuk menembak secara ngawur manusialah yang tetap bersalah, bukan senjatanya.

Demikian halnya ITB, dia memiliki kekuatan dahsyat tapi tidak perduli dengan efek dan motif perintah yang diterimanya. Karenanya jauhkan sejauh-jauhnya pikiran buruk, pikiran negatif tentang sesuatu karena ITB akan merespon sesuai dengan apa yang kita pikirkan atau yang kita rasakan.

Seorang pegawai negeri bergolongan IIIA, secara teori untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga dengan anak 4 orang, bukan pekerjaan yang mudah. Jika yang bersangkutan berniat ingin menunaikan ibadah haji, yang biayanya mencapai 27 jutaan, akal pikiran akan mengatakan itu sebagai sebuah mimpi yang tidak berdasar. Dalam pandangan akal pikiran ide itu tidak pada tempatnya alias salah. Tetapi dalam pandangan ITB ide semacam itu sah-sah saja.

Dan ternyata akhirnya dia memang berhasil menunaikan rukun Islam yang ke 5 tersebut. Setelah terwujud barulah akal menerimanya, dan mencoba mencari tahu bagaimana hal itu dapat terjadi.

Contoh kisah nyata :
Seseorang memiliki seorang putri yang mengidap sebuah penyakit kulit yang sulit tersembuhkan. Sang ayah suatu hari berkata, saya bersedia memberikan lenganku ini asal penyakit putriku sembuh. Suatu hari keluarga itu melakukan refreshing bersama. Sayang jika mereka kemudian mengalami kecelakaan.

Pada kecelakaan itu lengan sang ayah buntung, sesuai dengan ucapannya beberapa waktu yang lalu, dan uniknya berapa lama kemudian penyakit putrinya sembuh. Mungkin saja sang ayah saat berbicara sedang bermaksud melucu, tetapi ITB tidak paham bahwa itu sebuah lelucon. Baginya itu sebuah perintah!

6. ITB Tidak Bisa Membedakan Mimpi Dari Kenyataan
Yang sering membuat kita merasa ragu atas apa yang ingin kita capai adalah kerja pikiran sadar. Pikiran sadar bekerja berdasarkan informasi yang diterima panca indra lalu mengolahnya, lalu dianalisanya. Kerja pikiran sadar tidak keliru.

Saat suatu keinginan sulit dicapai menurut analisa pikiran sadar maka ia menganggap keinginan itu sebagai sebuah mimpi indah. Bagi ITB yang memiliki kekuatan powerfull tidak ada yang sulit, dan tidak ada status mimpi bagi suatu keinginan. Baginya setiap keinginan bisa diwujudkan asal sungguh-sungguh, terencana dan sabar dalam menanti realisasi.

Pada saat pikiran sadar tak lagi mampu merealisasikan keinginan itu, seharusnya ia melimpahkan tugas itu kepada ITB dan jangan turut campur tangan lagi. Karena campur tanganpun tiada guna. Kesimpulan akhirnya tetap tak mampu memberi jalan keluar. Dalarn terminologi agama Islam kondisi menyerahkan penyelesaian kepadaITB, merupakan upaya berserah diri, tawakal kepada Allah.

Sedangkan aktivitas yang dilakukan akal pikiran merupakan kesediaan kita melakukan usaha maksimal, kesediaan menjalani proses mental. Beberapa waktu yang lalu, penulis harus sudah sampai di terminal Lebak Bulus jam 17 untuk dapat berangkat menuju Kebumen menggunakan bus patas AC Executive Sumber Alam. Baru setengah perjalanan terjadi kemacetan yang luar biasa.

Dalam kondisi normal dengan kemacetan seperti itu sulit sampai di terminal dalam waktu 60 menit. Saat itu jam menunjukkan pukul 16.20. Perhitungan logika tidak mungkin tidak tertinggal.Segera saya menutup mata dan lakukan relaksasi, menutup semua jalan pikiran dan menyerahkan pada ITB. Mendadak kemacetan seperti mencair, mobil mulai bergerak. Ajaib dan aneh memang, tapi itulah kenyataan. Akibat terlalu gembira mata kernbali terbuka.

Kembali kecemasan menguasai diri akibat menyaksikan antrian mobil yang walau sudah mendingan tetapi masih tetap berstatus macet. Rupanya logika kembali berperan dan mengambil alih kerja ITB. Logika selalu beraktivitas berdasarkan masukan dari pancaindra. Kondisi macet yang diterima indra mata segera diolah akal pikiran. Menurut database pikiran, sisa waktu yang tersedia tidak mencukupi bagi saya untuk sampai disana tepat waktu.

Saya kembali kepada relaksasi dan yakin ITB mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, walau terasa tidak logis. Saya berimajinasi bahwa saya pada akhirnya akan pergi hari itu juga dengan bus tersebut. Sementara itu sayapun mempertajam kepekaan sambil menunggu jalan keluar yang ditawarkan ITB, kalau-kalau kemacetan tetap menjadi penghalang. Walau mobil angkutan tetap bergerak tetapi hampir tidak mungkin sampai di tujuan tepat waktu bila tidak ada kejaiban.

Tiba-tiba terpikir ojek. Ya Ojek! Sayang tidak ada seorangpun tukang ojek di sekitar itu. Ketika kondisi sudah semakin kritis, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 17.15, berati 15 menit berlalu dari jam keberangkatan. ITB
memberikan solusi. Lari!

Segera saya berlari sekuat tenaga sejauh kira-kira 0.5 km. Meski sudah cukup terlambat, saya justru makin yakin bahwa saya tidak akan tertinggal dan tetap pergi sore itu juga. Allah lebih suka melihat hambaNya berhasil ketimbang melihat hambaNya gagal dalam mewujudkan keinginannya.

Satu menit setelah saya menaiki tangga bus, bus itu segera berangkat. Yang tadi merupakan bayangan, yang tadi merupakan impian yang tadi merupakan kemuskilan kini sudah menjadi kenyataan. Saya puas berhasil melawan pikiran buruk yang nyaris menguasai diri. Bagi ITB, mimpi dan realita sama. Oleh sebab itu saat seseorang bermimpi dalam tidurnya, dia seolah-olah merasa apa yang terjadi alam  mimpi itu sebagai suatu kejadian nyata. Dalam kasus di atas, kerja akal pikiran disumbat dan mekanisme penyelesalan diambil oleh oleh ITB.

Kondisi ini mirip saat seseorang sedang bermimpi tentang sesuatu yang menegangkan. Seperti telah disebutkan di bagian atas, saat tidur semua kerja organ internal tubuh berada di bawah kendali ITB, dan pikiran sadar tidak bekerja atau dengan kata lain ITB lah yang memegang kendali keseluruhan aktivitas saat manusia sedang tidur. Jadi, kejadian seseorang mampu menyumbat kerja akal pikiran dan menyerahkan kendali pada ITB mirip dengan kondisi orang tidur yang sedang bermimpi.

Kesimpulannya, jangan alergi dan cemas membuat mimpi-mimpi indah, sepanjang anda serius dan yakin mampu merealisasikamya.

Perhatikan betapa seorang anak berani secara lantang bercita-cita menjadi seorang presiden sementara siswa lulusan SMA merasa begitu kecut dan ragu saat harus membangun mimpi dapat diterima di sebuah perguan tinggi negeri. Padahal bermimpi itu gratis, dan tidak ada yang tahu tentang isi mimpi kita. Tahukan anda mengapa Islam menganjurkan pemeluknya agar sering-sering mengajukan keperluannya kepada Allah, tidak perduli logis ataupun
tidak?

7. Hindari Kata-Kata Berkonotasi Negatif
Saat mengajukan permintaan kepada ITB sebaiknya menghindari kata-kata yang berkonotasi negatif. Apalagi kita belum memiliki pengalaman yang cukup bahwa permintaan-permintaan kita akan dipenuhi ITB. Mereka yang baru pertama kali mencoba memberdayakan kekuatan ITB biasanya mengalami krisis kepercayaan, tidak percaya diri, ,alias tidak yakin. Saat itu peran akal pikiran masih sangat dominan. Artinya sekalipun dia mencoba memerintah ITB, yang sebenamya bekerja adalah pikiran sadar.

Untuk mengurangi rasa tidak yakin, hindari penggunaan kata-kata `jangan', `tidak', dan yang sejenisnya. Misalnya, 'Saya yakin besok tidak akan sakit'. jangan gagalkan usaha saya ini' dan seterusnya. Gantikan kalimat tersebut dengan 'Saya yakin besok akan baik-baik saja', 'Saya yakin usaha saya sukses dengan sangat memuaskan'. Saya yakin Allah lebih cinta pada hambaNya yang sukses.

Saya yakin mendukung usaha saya ini. Kata-kata yang berkonotasti negatif seringkali merupakan refleksi imajinasi dari kondisi jiwa yang bersangkutan. Seperti telah dijelaskan di atas, untuk terwujudnya sebuah mimpi ataupun keinginan perlu adanya keyakinan. Keyakinan dapat diperbesar dengan membayangkan bahwa apa yang kita dambakan memang akan terkabul.

Bila kita berharap dapat memiliki sebuah mobil Kijang Innova enam bulan kedepan, maka datanglah ke showroom mobil tersebut. Masuklah kedalamnya, amati semua yang ada di dalam mobil tersebut. Perhatikan design interior, kursi mewah, ruangan maupun perlengkapan yang ada di dalamnya. Lakukan test drive bila memungkinkan. Abadikan semua aktivitas anda di showroom tersebut dengan sebuah kamera. Bayangkan anda sebenarnya telah memiliki mobil tersebut saat ini. Setengah tahun kedepan hanya merupakan urusan administrasi belaka.

Letakkan hasil bidikan kamera di depan meja kerja anda, sehingga dapat anda lihat setiap hari. Setiap kali melihat photo tersebut coba endapkan dalam imajinasi anda. Bayangkan seakan-akan anda telah jalan bersama keluarga memakai mobil tersebut. Jika usaha ini berhasil maka dalam benak anda akan tersimpan sebuah keyakinan bahwa hanya masalah waktu mobil itu menjadi milik anda. Pada saat seperti itu, bayangan kegagalan dengan sendirinya akan tersingkir dari benak anda.

Sebaliknya bila anda lebih fokus pada kesulitan yang ada, maka benak anda akan dipenuhi imajinasi tentang kesulitan bagaimana cara mewujudkan impian tersebut. misalnya, alih-alih melakukan survey ke setiap showroom yang ada, anda justru sibuk menghitung tabungan bulanan yang sepertinya tidak cukup memadai untuk membeli sebuah mobil. Terbayang pengeluaran tak terduga yang akan menyerap dana cadangan.

Memikirkan pengeluaran pendidikan anak-anak yang semakin bertambah dan memikirkan tentang kemungkinan gangguan kesehatan yang mungkin terjadi pada keluarga anda sehingga akan semakin memperlemah dana cair yang tersedia. Memang demikian cara akal bekerja untuk anda. Dan tidak ada yang salah padanya.

Tetapi, jelas sekali pengaruh yang ditimbulkan bagi anda. Optimisme anda akan semakin melemah. Keragu-raguan semakin mengental. Anda telah menjadi korban logika anda sendiri. Kemampuan akal pikiran memang sebatas yang logis saja. Sesuatu yang tidak logis akan sulit diterima akal. Perhatikan kisah-kisah ajaib yang dialami orang lain. Orang miskin yang mampu menunaikan ibadah haji.

Pedagang r0k0k yang mampu mengirim seluruh anak-anaknya ke perguruan tinggi. Mengatasi hal-hal yang tidak mungkin dan tidak logic memang tugas ITB. Caranya, hentikan kerja akal pikiran anda. Biarkan ITB mengambil alih tugas itu.

Menggunakan kata-kata negatif melemahkan optimisme kita. Pengaruh lainnya adalah justru kegagalan yang terbayang dan memenuhi benak kita. Bayangkan kalimat `saya yakin akan sukses meraih mobil itu dalam waktu 6 bulan', maka benak anda akan terisi oleh hal-hal tentang kesuksesan. Kata `sukses' itu sendiri akan mentriger ITB
ke arah sana.

Sebaliknya dengan mengatakan saya tidak akan gagal meraihnya, maka benak anda akan dipenuhi oleh kata kunci `gagal'. Kata kunci `tidak gagal' memang diabaikan oleh ITB. Kata kunci inilah ditangkap oleh ITB. Sekali kata ini mengendap kuat dalam pikiran bawah sadar anda, kegagalan tampaknya benar-benar akan menemui anda dalam waktu dekat.

Tahukan anda mengapa Islam menganjurkan pemeluknya untuk selalu optimis dan jangan mudah berburuk sangka pada Allah?

8. ITB Tidak Mampu Merespon Dua Hal Yang Bertentangan
Di atas telah disebutkan bahwa bila keinginan yang kita ajukan kepada ITB bertentangan dengan keyakinan atau perasaan kita, maka permintaan itu tidak direspon. Dua keinginan yang saling bertentangan tidak akan direspon oleh ITB. Misalnya kita menginginkan menjadi seorang dermawan tapi sekaligus bakhil, kecuall merinci keinginan itu lebih detail Iagi. Seperti, dermawan bagi sesama manusia dan bakhil bagi diri sendiri.

Selain itu ITB akan lebih cepat merespon keinginan yang singkat, jelas serta tunggal bila mungkin. Menjadi manusia taqwa lebih mudah direspon, dari pada ingin menjadi manusia penyabar, dan dermawan, dan pemaaf, dan penyantun, dan sekaligus tidak sombong. Itu ditafsirkan sebagai permintaan jamak, bukan tunggal. Meminta diri menjadi manusia taqwa akan menghasilkan saran-saran yang diberikan ITB bagaimana menjadi manusia taqwa sesuai dengan kondisi kita.

ITB akan melakukan saran dan langkah-langkah yang integral, seimbang dan harmonis sehingga watak penyabar, pemaaf, penyayang yang memang merupakan bagian karakter taqwa dapat menjadi bagian dari akhlak kita. Salah satu langkah yang mungkin ditunjukkannya adalah kita menemukan buku yang mampu menyentuh jiwa, sehingga kita tergerak untuk sekuat tenaga berusaha menjadi manusia. taqwa. Atau kita dipertemukan dengan seseorang yang mampu menjadi penasehat spiritual kehidupan kita.

Tahukah anda mengapa Islam melarang pemeluknya menghatalkan segala cara meski untuk sehuah tujuan yang
luhur?

9. ITB Lebih Cepat Merespon permintaan yang Berulang-Ulang
Permintaan yang dilakukan berulang-ulang pada hakikatnya bertujuan untuk rnemperbesar keyakinan. Jadi bila dengan sekali minta kita sudah yakin bahwa keinginan akan terkabul, permintaan tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Bahkan terkadang tanpa memintapun bila sudah sangat yakin tak mengapa tidak dilakukan permintaan tersebut.Seorang karyawan yang sangat yakin tiap akhir bulannya menerima gaji, tidak pernah melakukan permintaan kepadaNya. Padahal kenyataannya tidak ada jaminan bahwa setiap akhir bulan ia akan menerima gaji.

Apalagi bila dikaitkan kondisi saat ini, di mana sangat mungkin secara mendadak karyawan di phk perusahaan. Dia tidak meminta karena sudah yakin bahwa ia akan menerima gaji pada akhir bulan, sekalipun bila ditanya ia tidak berani memastikan begitu. Setiap kita sangat yakin esok hari masih akan melihat matahari terbit, karenanya kita jarang meminta agar dipanjangkan umur. Padahal tidak ada jaminan bahwa usia kita masih berlanjut. Dalam perspektif Islam sendiri sebuah do'a itu dapat merubah sebuah taqdir. Kita tahu doa tidak lain adalah sebuah keinginan.

Kita memiliki keyakinan penuh bahwa esok hari masih dapat bernapas, sekalipun mungkin ada orang lain yang mengatakan bahwa usia kita tinggal hari itu, kecil kemungkinan kita mempercayainya bukan? Seorang yang kaya raya cenderung akan tetap kaya, seseorang yang miskin akan cenderung bertahan dengan kemiskinannya. Yang kaya sangat yakin akan terus kaya, keyakinan ini akan mendorongnya berwirausaha atau melakukan investasi sehingga kekayaannya terus, berkembang. Hal yang sama terjadi pula pada mereka yang mengalami kemiskinan. Keinginan yang disertai keyakinan pasti terkabul.

Dari contoh-contoh di atas keberhasilan-keberhasilan dapat terjadi meski tanpa berdoa kepada Allah. Terlalu banyak anugerah maupun rejeki yang kita terima dari Allah tanpa pernah memintaNya. Prinsip ini sudah menjadi sebuah Sunatullah. ITB menjadi hukum alam (sunatullah) karena prinsip ini. Tidak heran Islam menganjurkan kita memperbanyak doa untuk menangkal taqdir-taqdir yang tidak kita sukal. Untuk hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kita memang sering lalai berdoa dan meminta kepadaNya.

Berapa kali kita berdoa agar dipanjangkan umur? Hal itu terjadi sebab umumnya kita sangat yakin esok masih bisa menjalankan sholat wajib. Karena sudah sangat yakin kita jarang berdoa. Untuk lolos test masuk keria kita butuh permintaan yang berulang-ulang kepada ITB agar harapan kita dapat terwujud. Pengulangan benar-benar dibutuhkan untuk meningkatkan. keyakinan. Saat sudah sangat yakin umumnya orang menghentikan doanya. Dan kebanyakan dari kita saat sedemikian yakin akan diterima, mungkin justru lupa berdoa.

Tahukan anda mengapa Islam menganjurkan pemeluknya agar berdoa secara berulang kali, dan tidak boleh tergesa-gesa mengharapkan hasil?

10. ITB Sangat Baik Dilakukan Saat Perut Kosong Dan Rileks
Jangan coba-coba mengajukkan permintaan saat kita dalam keadaan tegang, akan cenderung gagal. Sangat dianjurkan bila permintaan yang kita ajukan tersebut dilakukan saat perut sedang kosong, atau 3 jam setelah kita melakukan makan kenyang. Kondisi tidak tegang (rileks) biasanya akan lebih mudah diperoleh saat kita berada di ruangan yang cukup sejuk, jauh dari kebisingan dan tidak ada cahaya yang langsung mengenai ruangan tersebut.

Cahaya yang masuk bila mungkin adalah cahaya-cahaya pantulan, prinsipnya cahaya yang ada sebaiknya remang-remang. Gelap tidak terangpun tidak.

Tahukan anda mengapa Islam sangat menganjurkan umatnya, mengajukan permintaan kepadaNya di tengah malam?

11. Tingkatkan Kepekaan Saat Menunggu Jawaban ITB
Setelah mengajukan permintaan kepada ITB tentang sesuatu, pertajam kepekaan kita. ITB akan memberikan jalan keluar yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Bila keinginan itu adalah terbebas dari sakit kepada tanpa minum obat, tentu saja tidak perlu menunggu informasi dari ITB.

Bila keinginan itu adalah untuk menjadi orang terkenal misalnya, maka informasi yang akan diberikan ITB mungkin saja adalah diminta menemui seseorang, atau bekerja lebih keras dalam bidangnya, atau pergi ke toko buku sehingga mendapatkan suatu cara atau metoda yang tepat untuk itu. Kemunculan informasi ini datangnya seperti inspirasi, waktunya tidak menentu.

Karenanya kita harus mencoba menunggunya. Memanfaatkan ITB tidak beda saat kita memanfaatkan akal pikiran. Perlu disyukuri dan hanya digunakan untuk tujuan-tujuan yang positif. Ini perlu disadari betul, karena ITB memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Sekali lagi perlu keberhati-hatian ekstra.

Tahukan anda Allah yang Maha Pemberi dan Adil senantiasa memberikan kita petunjuk sekalipun kita tidak memintanya. Kita tidak menyadari hal ini karena kita sering mengabaikan bisikan suara Kati dan lebih fokus dan
tertarik pada keinginan hawa nafsu (ambisi) kita sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti dan perbedaan lambang Koperasi Indonesia

Three yellow box

Notasi Ayak-ayakan Pamungkas Pelog Barang