Intelegensi Tanpa Batas (Pikiran Bawah Sadar)
Intelegensi Tanpa Batas (Pikiran Bawah Sadar). Apakah rahasia besar yang pernah terungkap sepanjang zaman? Apakah penemuan Energi Atom ataukah saat para ahli fisika meraih nobel karena penemuannya? Para psikolog tidak begitu setuju. Mereka merasa penemuan terbesar sepanjang zaman adalah ditemukannya "Rahasia Kekuatan Fikiran Bawah Sadar ".
Menurut mereka, para ilmuwan berhasil dalam bidangnya karena mampu memanfaatkan kekuatan bawah sadarnya, riset membuktikan hal itu. Aktivitas dalam diri manusia dikendalikan oleh pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Pikiran sadar sering disebut sering disebut pikiran objektif sementara pikiran subjektif menggantikan istilah pikiran bawah sadar. Tidak jarang pikiran bawah sadar disebut juga "Intelegensi Tanpa Batas" (ITB). Dengan dengan demikian pikiran sadar disebut sebagai kecerdasan terbatas. Orang umumnya lebih mengenal kecerdasan terbatas sebagai IQ.
Intelegensi tanpa batas (ITB) ini mendapat sebutan bergengsi karena memang memiliki kemampuan yang sering tidak dapat diduga dan jauh lebih powerfull. Bila dibandingkan dengan IQ, hasil kerja ITB sering tidak lumrah dan tidak bisa diterima akal sehat. Wajar bila ITB ini mendapatkan sebutan prestisius, dan wajar pula jika IQ hanya mampu menerima yang lumrah-lumrah saja. Kalau IQ hanya dapat menerima sesuatu yang logis, sebaliknya bagi ITB.
Seluruhnya dapat diterima, semuanya logis bagi ITB. Saat sesuatu yang tidak logis berubah menjadi logis maka IQ baru mengakuinya, baru menyadarinya, walau awalnya menolak keras. ITB mengendalikan organ-organ tubuh seperti denyut jantung, aliran darah, kerja paru-paru, bergeraknya organ-organ pencernaan.
Ketika ada racun masuk, organ-organ pencernaan akan bereaksi secara otomatis untuk mencoba menetralisir racun tersebut. Saat manusia telah bekerja keras dalam waktu yang cukup lama, ITB ini akan mengirimkan pesan lelah, letih dan lesu kepada tubuh agar segera beristirahat.
Tanpa ada mekanisma internal semacam ini tubuh akan cepat menjadi aus dan rusak, karena terus-menerus bekerja. Pesan yang dilakukan oleh ITB ini dan kemudian direspon oleh tubuh, tidak disadari pikiran. Saat manusia tidur, seluruh organ tubuh bagian dalam tetap bekerja di bawah kendali ITB ini.
Sementara organ tubuh luar dan panca indra yang memang di bawah kendali pikiran diistirahatkan. Kita tidak pernah merasa mengendalikan denyut jantung karena pikiran kita memang tidak pernah merasa memerintah jantung untuk berdenyut dengan frekwensi 80 misalnya.
Kita tidak pernah merasa menyuruh para-paru bekerja karena itu memang bukan wilayah kerja pikiran sadar, tetapi tugas ITB. Bernapas dapat merupakan perintah pikiran dan dapat pula merupakan perintah ITB. Saat seseorang tidur, aktivitas pernapasan di bawah kontrol IT13, saat kita melatih senam pernapasan, pikiran berada di belakang semuanya.
Saat tangan kita terluka, tanpa kita minta terjadi reaksi spontan dari tubuh untuk meminimalisir efek buruk luka tersebut, butir-butir pembeku darah keluar dari kelenjarnya dan bekerja di bawah kendali ITB, dan bila perlu menyembuhkannya.
Sepersekian detik sebelum debu masuk kemata kita, bulu mata bergerak cepat atas perintah ITB. Saat suatu bahaya beberapa saat lagi menerkam kita, ITB mengirim sinyal berupa firasat buruk. Jangan bertanya mengapa akal pikiran tidak menyadarinya, karena memang bukan wilayah kerjanya. Kita paham biasanya setelah firasat itu terbukti, sehingga dianggap logis.
Mereka yang sering melatih diri dalam gerakan-gerakan bela diri, biasanya memiliki naluri semacam ini yang semakin lama semakin peka, dan kesemuanya dikendalikan bukan oleh pikiran sadar tapi oleh ITB. Dulu ketika seseorang mampu memecahkan pipa pompa dragon dengan tangannya, saya takjub, heran dan rasanya tidak mungkin menurut akal sehat.
Begitu juga saat seseorang berhasil menebak secara jitu lokasi benda kecil dalam sebuah kamar yang dipenuhi barang-barang, sebagai suatu hal yang mustahil. Hal yang sama terjadi saat dengan mata tertutup seseorang mampu menebak warna kertas yang diputar secara acak dengan kecepatan tinggi.
Otak kita jelas serasa lumpuh bila mencoba melacak dengan cara mencirikan masing-masing gerakan kertas yang tidak terlihat itu. Saat seseorang yang lumpuh total kembali mampu berjalan, atau saat seseorang yang terjangkit tumor gangs dapat sehat kembali, keseluruhannya tidak dapat dipahami pikiran sadar, sebab memang bukan wilayah kerjanya.
Kesembuhan yang sama dapat juga melalui perantaraan tangan orang lain, apakah itu dokter, dukun, ustadz, paranormal ataupun figur lainnya. ITB berada di balik semua itu.
Bukankah semua problema manusia hampir dapat di atasi oleh iptek yang ada? akan
tetapi keserakahan, kebiadaban dan penyakit mental hampir-hampir tidak
tersentuh ilmu dan teknologi mutakhir sekalipun.
Tidak berlebihan jika penemuan ITB yang mampu mereduksi penyakit mental tersebut dianggap sebagai penemuan terbesar sepanjang abad. Prestasi terbesar Intelegensi Tanpa Batas (ITB) sebenarnya terletak pada kemampuannya mengarahkan kita kearah perilaku yang diinginkan.
Bila seseorang ingin sukses, sembuh dari penyakit fisik, sembuh dari penyakit mental atau ingin terbebas dari rasa takut dan cemas, ingin hidup bahagia, ingin memiliki akhlak yang mulia, ia dapat memulainya dengan memberdayakan kemampuan ITB ini.
ITB akhirnya diterima sebagai sebuah penemuan ilmiah, karenanya ITB merupakan sebuah hukum alam (Sunatullah). Sejak fenomena listrik ditemukan pertama kali oleh manusia dan dimanfaatkan secara maksimal bagi kemakmuran manusia, maka ia telah pula dianggap sebagai sunatullah. Semua manusia tunduk pada hukum alam, yang tersengat listrik bukan hanya muslim, tetapi pemeluk budha, hindu, dan kristen merasakan pula. Pendek kata, seluruh manusia merasakan hal. ini.
Demikian, pula yang tidak dapat terbang seperti burung bukan hanya seorang tak bertuhan, tetapi setiap manusia mengalaminya. Yang terkena api akan panas dan yang terkena salju akan dingin bukan hanya orang Indonesia atau orang kutub tetapi semua orang di dunia ini.
Di sini sifat Keadilan Allah berlaku, Hal yang sama berlaku bagi pengguna ITB. ITB sebagai sebuah sunatullah dapat digunakan oleh siapa saja tidak perduli ia seorang atheis ataupun seorang muttaqin. Dan uniknya ITB dapat membantu seseorang meraih kesuksesan, kekayaan, kegembiraan, dan kebahagiaan. Kita perlu belajar mengendalikan pikiran secara maksimal.
Keberhasilan dalam memanfaatkan ITB akan memudahkan kita dalarn mengendalikan emosi maupun perasaan. Jika gembira, tidak perlu terlalu gembira sehingga tidak mengusik ketenangan mereka yang tengah dirundung kesedihan.
Sedihpun tidak harus terkesan demonstratif dan berlarut-larut, sehingga orang lain mengetahui hal ini. Mintalah menjadi manusia bahagia, jangan meminta menjadi manusia kaya raya jika yang sebenarnya diharapkan adalah kebahagiaan.
Mintalah menjadi manusia yang merasa serba cukup agar semua kebutuhan kita dapat terpenuhi, dan bukan menginginkan menjadi pengusaha kaya raya. Sekali anda menafsirkan bahwa untuk menjadi manusia berkecukupan haruslah menjadi pengusaha kaya terlebih dulu, maka anda akan memburu uang secara membabi buta. Merasa cukup bukan terletak pada berapa banyak kita menyimpan uang. Ini murni aktivitas kalbu, aktivitas hati.
Dengan mudah Allah akan menjadikan anda sebagai manusia yang paling puas atas segala yang Dia karuniakan, dan itu tidak berbanding lurus dengan kekayaan yang anda miliki. Kekayaan yang kita dapat seberapapun besarnya tidak mungkin akan mampu mengimbangi semua keinginan yang diproduksi akal pikiran. Dan mintalah menjadi manusia paling kaya di suatu negeri jlka diniatkan untuk membantu sesama manusia yang membutuhkan uluran tangan.
Meminta sesuatu secara berlebihan tanpa diniatkan untuk ditebarkan kepada sesama yang membutuhkan, sama artinya melawan kodrat kita sebagai manusia sosialis, sama artinya melawan kodrat kita sebagai hamba Allah yang sama-sama memiliki kebutuhan dan impian. Kita tidak akan pernah memperoleh kebahagiaan sejati dengan cara itu. Yang kita dapatkan tidak lebih dari kegembiraan semu.
Mungkin ada yang berpikir dalam hati apakah ini bukan termasuk syirik menduakan Allah sebagai Maha Pemberi doa bagi para hambaNya. Jangan buru-buru menggunakan akal pikiran anda untuk berburuk sangka. Tentu saja tidak sama sekali. Di depan telah dijelaskan ITB merupakan bagian dari zat, atau bahwa Materi komponen manusia, sebagaimana halnya akal pikiran, yang eksistensinya diwakili oleh organ otak.
ITB keberadaannya tidak beda dengan ke-beradaan akal pikiran ataupun perasaan manusia. Meminta sesuatu kepada ITB, sering disebut orang sebagai aktivitas mensugesti diri. ltulah proses memperkuat keyakinan bahwa apa yang kita inginkan akan dapat terwujud.
Tanpa keyakinan yang memadat apapun yang kita inginkan akan dapat terwujud, sekalipun kita merasa Allah begitu dekat dan sangat menyayangi hambaNya. Keyakinan yang cukup merupakan, modal seseorang untuk bergerak, berusaha dan berupaya.
Kita tahu tanpa usaha apa-apa Allah tidak akan merubah nasib siapapun, sekalipun dia seorang muslim yang banyak beramal sholeh. Menggunakan pikiran untuk bertafakur tentang alam semesta akan mendekatkan kita kepada Allah.
Menggunakan ITB sebagai kekuatan yang Allah anugerahkan kepada kita jelas tidak dapat dikatakan sebagai perbuatan syirik. Ilmu pengetahuan mengatakan bahwa, jantung yang berdenyut, bekerja bukan dikarenakan perintah akal pikiran. Sebaliknya seseorang yang secara sengaja membeli kamera digital, jelas karena ada perintah dari akal pikiran.
Ilmu pengetahuan tidak dapat menerima kenyataan bahwa jantung dapat bergerak tanpa ada sebabnya, jadi pasti ada yang mengontrolnya dan itu bukan pikiran sadar. Ilmu pengetahuan mengatakan bahwa pengontrol itu adalah pikiran bawah sadar alias ITB. Saat manusia pingsan, tidur, koma ataupun mati suri pikiran jelas tidak lagi bekerja. Seluruh organ tubuh yang masih bekerja, jelas berada di bawah kontrol sesuatu kekuatan yang lebih dahsyat dari akal pikiran.
Ilmuwan menyebutnya pikiran bawah sadar (ITB). Sangat boleh jadi pikiran bawah sadar (ITB) merupakan bagian dari roh (nyawa) seseorang. Hanya Allah Yang Maha Tahu. Secara sederhana posisi pikiran bawah sadar dalan mata rantai pembentukan sikap dan perilaku seseorang seperti gambar di atas.
Dini adalah seorang remaja. Suatu hari dia jalan-jalan kesupermall bersatma sahabatnya Tuti. Akhirnya mereka mampir ke toko handphone. Tuti membeli sebuah HP kesukaannya, sementara Dini hanya sekedar ikut melihat-lihat saja. Dini sadar bahwa la tidak akan pernah mampu memiliki sebuah HP, membayangkan pun tidak. Kondist orang tuanya tidak memungkinkan untuk itu.
Toh dia membiarkarn dirinya larut dalam proses melihat-lihat berbagai macam koleksi model dan merk hp yang ada di sana. Tanpa sadar ia telah membiarkan dirinya terangsang untuk memiliki sesuatu yang berada diluar kemampuan finansialnya. Belum lagi biaya ekstra untuk beli voucher setiap bulannya. Lebih arif bila dia tidak melakukan itu.
Sepulang dari jalan-jalan terjadi konflik batin pada Dini. la begitu terpikat pada salah satu model yang ada. Tetapi dia pun tahu tidak mungkin memiliki uang dalam jumlah yang cukup untuk itu.
Indra mata hanya sekedar menangkap tentang keindahan hp yang ada. Pikiran yang memberi saran bahwa rasanya untuk saat ini Dini tak mungkin memiliki HP. Kecewalah dia, sedihlah ia. Data tentang kekecewaan yang dirasakan akhirnya berpindah dari pikiran meresap kedalam ITB (lihat bagan di atas).
Perpindahan ini terjadi karena setelah itu rnuncul lagi berbagai keinginan lain yang gagal terwujud dan terus bertambah. Kerja pikiran menjadi terbebani bila masalah yang tidak terselesaikan dibiarkan berada dalam daerah akal pikiran.
Data mengenai kegagalan ini tersimpan selamanya di dalam pikiran bawah sadar (ITB). Data mengenal kekecewaan, kesedihan, kekesalan termasuk kegembiraan inilah yang mewarnai suasana perasaan. Kekecewaan terpendam Dini mudah meledak kapan saja hanya karena seorang teman `meledek' dia sebagai orang yang ketinggalan jaman karena tidak memiliki hp.
Penyebabnya ada unsur 'hp' disana. Mungkin jika icon yang digunakan adalah kamera digital bukan hp dia masih mampu menahan din', bahkan ikut larut dalam senda gurau tersebut. Kalau urusannya hp nanti dulu. Dia masih memiliki dendam pribadi dengan benda yang bernama hp. Kekecewaan hanyalah salah satu jenis warna emosi negatif yang mengeram dalam perasaan.
Puluhan keinginan setiap hari tanpa sadar kita lahirkan, dan hanya sedikit yang mampu kita wujudkan. Jika kita tidak terbiasa menerima keterbatasan diri, dan membiarkan diri terus-menerus menjadi permainan keinginan dan keinginan, maka lambat laun kegembiraan akan menghindar dan menjauh.
Beban hidup sepertinya terasa semakin berat saja. Masih ada warna emosi lain seperti kesal, dendam, iri, dengki, marah, kesal yang ikut meramalkan suasana hati. Walau sudah berlalu cukup lama ingatan tentang semua ini tidak akan lenyap, sebab tersimpan secara rapah di ITB. Setiap saat bisa muncul kemball ke permukaan. Kemunculannya seringkali terpancing oleh kejadian-kejadian di luar diri kita.
Bila pikiran ikut mengambil peran saat kemunculan itu, misal dengan membisikkan, anda tidak perlu malu mengakui bahwa anda 'miskin', maka daya ledak- kemarahan yang terjadi bisa cukup eksplosif. Orang lain hanya tahu kita punya problem serius. Bila akumulasi emosi negatif yang tersimpan dalam hati sudah sedemikian berat, tanpa ada jalan keluar yang tepat, maka fisik menjadi sasaran dari semua itu. Terjadilah gangguan kesehatan seperti misalnya psikosornatis, depresi, gangguan pikiran, mental ataupun gangguan jiwa.
Secara medis diri kita sehat wal afiat, tetapi kita merasakan sakit kepala yang luar biasa, misalnya. Dalam hal ini diri kita yang menjadi korban. Bila dia seorang bapak maka istri dan anaknya yang akan menjadi sasaran kekecewaannya. Jika dia seorang pemimpin bangsa, maka rakyatnyalah yang akan menjadi korban kekesalannya.
Sebelum kita mau dan mampu memaafkan kehidupan ini, sebelum kita, mau dan mampu `memaafkan' kebijakan Allah, selama itu hidup akan terasa serba sulit, gelap dan tidak ada yang mau berpihak- pada kita. Kita merasa Dia tidak adil, dan sebagainya dan sebagainya. Peran ITB adalah membantu mewujudkan semua keinginan kita.
Benarkah demikian? Tentu saja! Jangan khawatir modal utamanya tidak pada faktor di luar kita. Kita tidak perlu tergantung pada orang lain 100 %.
Modal utama untuk mewujudkan semua itu terletak pada diri kita sendiri. Yaitu ITB yang kita miliki, karunia Allah yang sangat dahsyat, lebih hebat dan kuat dari kekuatan akal pikiran yang masih serba terbatas. Menggunakan kekuatan ini lama artinya meminjam kekuatan Allah. Anda berhak membuktikannya.
Komentar
Posting Komentar